Minggu, 01 Maret 2020

KALAH 2 RONDE DARI INTAN (PACARKU)

Oppo sex story2 - Intan gembira mendengar aku akan kembali ke jakarta. Tapi untuk ganti suasana, aku usulkan untuk bercinta di tempat lain yang kami berdia belum pernah kunjungi. Setelah pilih - pilih tempat dan disesuaikan dengan oppopoker ukuran kantong kami, kami lalu memilih Kuala Lumpur, Sekalian meninjau Petronas Twin-Towers.

KALAH 2 RONDE DARI INTAN (PACARKU)

Jadilah aku terbang ke jakarta. Setibanya di jakarta, Intan langsung kukabarin namun karena Intan masih masuk kantor dan akupun oppo sex story2 sibuk urusan imigrasiku, kami baru bisa janjian ketemu pada hari sabtu, padahal besoknya hari minggu sudah musti berangkat ke Kuala Lumpur.

Singakat cerita, kami bredua bertemu di Cengkareng, tanpa ciuman dan gandeng tangan, kami menuju counter check-in, tak lama kemudian kami berdua sudah duduk di kursi pesawat yang siap berangkat ke Kuala Lumpur. Setelah pesawat mengudara dan seat-belt sudah boleh di lepas, tangan Intan mampir di pahaku, otomatis batangku jadi tegang. Karena aku pakai Jeans, batang kemaluanku jadi agak sakit. Ia rupanya sudah paham.

"Adikmu sakit ya mas?" Tanyanya bercanda sambil mengelus - elus pahaku. Batang kemaluanku menjadi semakin tegang. Aku lalu meminta selimut kepada awak cabin, bukan kedinginan karena AC, tapi supaya tidak ada yang lihat aku melonggarkan ikat pinggang dan menurunkan resletingku. Karena pakai selimut tangan Intan menjadi lebih berani masuk ke celah resletingku, akhirnya mencapi batang kemaluanku yang masi ditutup celana dalamku yang sudah basah setempat.

Meskipun Intan sungguh pandai dalam merencanakn rangsangan, posisi kursi pesawat tidak memungkinkan berbuat macam - macam tanpa 'bikin heboh'. Dengan terpaksa kutahan nafsu birahiku, tapi aku tetap mau balas biar iapun jadi 'susah'. Dari dalam selimut, tanganku mengelus - elus dadanya. Sengaja aku tidak memasukkan jari - jariku ke dalam bajunya, cukup kuelus dari luarnya saja. Setelah kiluhat Intan menjadi agak"tidak tenang". Ia mendengus pelan, "enghh..hh.."
Tanganku kuturunkan ke pahanya dan terus ke antara kedua pahanya. Aku berhasil membuatnya merasakan rangsangan birahi yang aku tahu tak bisa disalurkan. Ia cuma bisa mendesah, "Hhh.. hh.. hh.."

Setengah perjalanan sudah berlalu, kami berdua masih terus saling meraba dengan tujuan merangsang pasangan masing-masing supaya pada ‘nggak tahan’ lagi. Tapi tiba tiba harus kami stop karena ada seorang wanita oppopoker meminta bantuan, rupanya TKW yang tidak tahu cara mengisi kartu registrasi kedatangan untuk bandara Kuala Lumpur. Karena terganggu nafsu kami jadi hilang dan kami berdua jadi senyum-senyum sendiri.

Tiba di Kuala Lumpur, kami langsung menuju hotel MLA di sekitar jantung kota Kuala Lumpur. Seperti biasanya check-in, diantar oleh pelayan hotel ke kamar, pasang tanda DO NOT DISTURB di gagang pintu, kunci pintu.
“Sayang.. akhirnya sampai juga ya,” membuka keheningan.

Aku merasa badanku agak hangat dan sendi-sendiku agak linu seperti mau sakit flu. Soalnya baru perjalanan jauh dari Brisbane ditambah kemarin baru saja ML ‘keluar bareng’ di Jakarta.
“Ehm..”

Aku tahu kalu ia sudah malas ngomong berarti aku harus tahu diri jangan kaya NATO (No Action Talk Only) yang dulu. Kupeluk ia dengan lembut dan mesra dari belakang, kedua telapak tanganku menelungkupi kedua buah dadanya, kucium belakang telinganya lalu turun ke leher kanan, kukecup dan kusedot lehernya.
“Enghh.. sshh..,” ia mulai mendesis, ia tak kuatir lagi akan tanda merah di lehernya.

Ciumanku perlahan pindah ke leher kiri sambil kedua tanganku mengangkat bajunya ke atas. Ia mengangkat kedua tangannya ke atas memudahkan bajunya dilepas keatas. Bajunya kulemparkan ke kursi, aku lalu membuka bajuku sendiri.


Aku tetap berdiri dibelakang Intan, kini aku telah bertelanjang dada sedang tubuh bagian atas Intan hanya mengenakan BH. Kembali kupeluk ia dari belakang, bibirku mencium telinganya, kedua tanganku bergerak naik dari perutnya kebawah buah dadanya. Perlahan jari-jari tanganku menyelip keatas kedalam BHnya, langsung menangkup kedua buah dadanya.

“Aduh.. Ari.. enak.. auuhh”
Tangan kiriku tetap terus menyelip di dalam BHnya sedang tangan kananku bergerak keluar lalu ke punggungnya, melepaskan Klip BHnya. Lepaslah BHnya, kini kedua tanganku bebas memutar-mutar kedua putingnya secara bersamaan.

“Auh.. enghh..,” desisnya makin jelas terdengar. Sejenak kemudian ia mendadak berbalik sehingga tanganku terlepas dari buah dadanya. Ia lalu mencium dan melumat bibirku. Tanganku yang tadi terlepas sekarang telah menemukan kembali kedua buah dadanya yang kini berada didepanku. Kuelus-elus kedua buah dadanya lalu kupencet lembut putingnya dengan ibu jari dan jari telunjukku.

Tanpa melepas ciumannya, tangan-tangan Intan membuka ikat pinggangku dan membuangnya ke kursi. Resletingku diturunkan, otomatis Jeansku jadi longgar, lalu Intan turun berjongkok di depanku menurunkan Jeansku yang oppopoker sudah longgar itu. Batang kemaluanku sudah mengeras, ujung kepalanya nongol sedikit dari atas celana dalamku yang berwarna merah. Ia lalu menempelkan hidungnya ke batang kemaluanku dari luar celana dalamku sambil jari telunjuk kanannya disentuh-sentuhkan keujung kepala kemaluanku yang nongol dari celana dalamku.


Dengan telunjuknya itu, ia oles-oleskan cairan beningku hingga merata ke topi bajaku, lalu dipelorotkan celana dalamku akibatnya batang kemaluanku mental kedepan seperti pegas dan mengenai hidungnya. Ia mendongak dan memundurkan sedikit hidungnya sambil membuka mulutnya, otomatis kepala kemaluanku jatuh kedalam mulutnya. Ia lalu menutup mulutnya dan menghisap kepala kemaluanku sambil melirik keatas menatap mataku.

Oh.. nikmat sekali hisapan mulutnya itu. Tanpa memegang batang kemaluanku, ia terus menghisap, mengulum dan pelan-pelan oppopoker memasuk-keluarkan kemaluanku. Sulit kunyatakan enaknya kuluman dan hisapannya. Setidaknya 15 menit aku terlena dalam keadaan berdiri. Selang beberapa saat aku ingin gantian kerjain dia, kuangkat, kugendong lalu kurebahkan tubuhnya terlentang diatas ranjang. Aku sudah dalam keadaan telanjang sedangkan ia masih memakai celana panjang meskipun bagian atasnya sudah tanpa busana lagi.

Aku lalu berjongkok disisi bawah tempat tidur, membuka ikat pinggangnya, menurunkan resletingnya lalu menarik lepas Jeansnya. Celana dalamnya kelihatan agak lembab, segera aku tarik turun lewat kakinya. kini lengkaplah sudah ia telanjang bulat dihadapanku. Kutarik kakinya supaya pantatnya rata dengan tepi tempat tidur dimana aku berjongkok.

Ia sudah dapat menebak apa yang akan kulakukan makanya iapun membuka kedua pahanya. Aku tahu kemaluannya sudah ingin dijilati dan digelitiki oleh lidahku, tapi aku memulainya dengan menjilati pangkal pahanya dulu, yang kanan lalu yang kiri, kemudian malah naik keperut. Pantatnya bergerak-gerak, iapun menggeliat dan mengerang, “Emmhh.. uusshh”.

Aku masih belum mau menjilati vaginanya. Sambil menciumi perutnya, kusibak bulu-bulu kemaluannya sehingga tampak belahan bibirnya. Jari telunjuk kananku kumasukkan pelan-pelan kedalam lubangnya lalu pelan-pelan kuputar-putar sedangkan ciumanku terus bergerak naik kedadanya.

“Auh.. aduh.. Ari.. kamu gila..”
Akupun jadi makin bernafsu, kusedot puting kanannya sedangkan puting yang kiri kujepit dengan jari-jari tangan kiriku sementara jari telunjuk tangan kananku masih tenggelam di dalam lubang kemaluannya. Sesekali kurasakan cincin vaginanya menjepit jariku. Meski dalam keadaan terangsang, aku masih bisa oppopoker terkagum-kagum, bagaimana mungkin jari telunjukku sekecil ini bisa dijepit sekeras ini. Kalau tidak merasakan sendiri rasanya aku sulit percaya. Puting susunya terus kelumat, sedot dan di dalam mulutku kujilati ujungnya. Intan hanya bisa memegang rambut dan kepalaku sambil menahan kenikmatan yang menderanya.

Kini kurasakan sudah saatnya mulutku kuturunkan dari buah dadanya, sasarannya adalah celah diantara kedua pahanya. Kubuka kedua pahanya lebih lebar lagi sehingga belahan vaginanya ikut sedikit membuka. Segera kubenamkan lidahku membelah celahnya. Kali ini ia langsung menjerit “Awh.. uh..” mengejang, tak sadar badannya agak bangun membungkuk keatas. Lidahku lalu menyapu belahannya itu keatas dan kebawah sambil kedua tanganku mengelus-elus pangkal pahanya dan sekitar lubang kemaluanya, sesekali kutekan-tekan gundukan bibir kemaluannya.

“Ouh.. Ari.. terus sayang.. uuhh.. sayang.. aduhh”
Seranganku kutingkatkan lagi, dengan jari-jari tanganku kubuka lebih lebar lagi belahan vaginanya sampai kulihat bagian dalam kemaluannya yang kemerahan. Segera kusapu lagi dengan lidahku.
“Aawww.. Ri.. aduh.. terus sayang..terus..aduh.. gila kamu Ri..”

Rasanya hampir 20 menit mulut dan lidahku menempel dan menyapu lubang kemaluannya, sudah waktunya bagiku untuk memasukkan penisku kedalam lubang kemaluannya ini. Kemaluanku pun sudah mengeluarkan cairan oppopoker bening dari tadi. Aku lalu bangun berdiri tetapi agak berkunang-kunang karena terlalu lama jongkok. Tanpa buang waktu lagi, kuarahkan penisku ke lubangnya yang sudah basah akibat liurku dan cairan vaginanya. Bless.. masuklah batang kemaluanku ke dalam vaginanya. Rupanya ia memang sengaja tidak ‘mengunci’ cincinnya itu dengan begitu tidak terlalu sulit untuk menembusnya.

Dengan tetap berdiri di tepi ranjang, aku bergerak memompa maju mundur. Lagi-lagi ia masih belum mau menggunakan cincinnya itu sehingga aku masih dapat memompa maju mundur dengan cepat, tetapi erangannya makin keras terdengar setiap batangku melesak masuk. Aku terus memompa dengan cepat tanpa istirahat, aku berharap benar dengan gaya baru kali ini aku dapat membuatnya ‘keluar’ lebih dahulu. Harapanku rupanya cuma tetap jadi harapan, sudah lewat 25 menit sejak kumasukkan kemaluanku dan bergerak non-stop mengocoknya begini, masih belum ada tanda-tanda ia akan ‘keluar’.

Karena ‘olah raga memompa maju mundur’ ini kulakukan terus-menerus sembil berdiri, keringatku mulai keluar membasahi tubuhku, pinggangku mulai capek, tapi kumantapkan niatku untuk bertahan mengocoknya. Aku lalu bilang padanya, “Masih bandel juga ya? Aku pengen liat, kamu atau aku yang keluar duluan.

”Baru selesai omong, tiba-tiba kurasakan sulit untuk maju mundur karena batangku seperti dicengkram oleh cincin vaginanya. Auhh.. kini giliran aku yang keenakan. Rupanya aku omong terlalu sesumbar sehingga oppopoker ia ingin ‘memberi pelajaran’ padaku. Batang kemaluanku benar-benar seperti dicengkram dan diremas, seret sekali masuk keluarnya. 15 menit kembali lewat, kini penisku sudah mulai berdenyut-denyut rasanya kali ini kok aku bakal nggak kuat menahan jepitannya.

“Kamu capek Say? sekarang gantian ya, lepas dulu dong, lalu kamu naik kesini sambil sandaran kedinding ya.” Akupun mencabut batang kemaluanku dari vaginanya. Tanganku ditariknya agar aku naik ke ranjang. Ia lalu bantu mendorong agar aku bergerak menyandar ketembok dibelakang tempat tidur.

Setelah aku duduk disisi atas tempat tidur sambil bersandar ketembok Intan naik ke pahaku, berjongkok lalu memasukkan batangku ke vaginanya, lalu pelan-pelan menurunkan tubuhnya hingga duduk di selangkanganku. Ujung kemaluanku rasanya seperti mentok ke dinding rahimnya.

Ia melingkarkan kedua tangannya ke belakang leherku lalu bibirnya mencium dan melumat bibirku, kedua buah dadanya terasa menekan dadaku. Kurasakan batang kemaluanku yang sedang terbenam menjadi tambah mengeras dan berdenyut didalam kemaluannya. Cengkraman cincinnya kembali mendera batang kemaluanku, kini iapun menambah serangannya dengan menaikturunkan tubuhnya sambil ‘cincin’ vaginanya menjepit kemaluanku sedang mulutnya mengunci mulutku. Kedua buah dadanya menekan dan menggesek dadaku.

Dalam kurang dari 15 menit aku sudah dibuat megap-megap menahan serangannya. Iapun berhenti naik turun untuk meberi oppopoker aku napas, namun cincin vaginanya tetap ia rapatkan. Aku sungguh heran, bagaimana ia bisa mempertahankan kontraksi cincinnya non-stop selama itu. Ia tersenyum penuh kemenangan, katanya “Kalau aku mau sekarang ini kamu sudah kalah”

Dalam hati aku mengakui bahwa ia benar. Akupun menjawab, “Ok, akhirnya kamu menang.”
Aku masih heran kok aku bisa dikalahkan dalam total waktu hanya sekitar 1 jam 30 menit, padahal biasanya ‘pertarungan’ku dengan Intan umumnya mencapai total 4 atau 5 jam, itupun selalu berakhir seri 1 – 1 karena sama sama sepakat mengalah untuk ‘keluar’. Aku masih belum sadar bahwa aku sudah mulai kena flu sejak tiba di Airport tadi dan sampai sekarang belum istirahat.

Intan mencium keningku, pipiku dan bibirku, sambil terus mempermainkan cincin vaginanya. Jepit, longgar, jepit, longgar, mungkin istilahnya empot ayam. Ia tidak menaikturunkan pantatnya karena ia sadar akan kondisiku yang hampir di puncak, namun ia mau agar aku merasakan nimatnya ‘proses ke puncak’ tanpa sampai ‘kelewatan’.


“Udahan dulu ya, kita mandi yuk, kan dari Jakarta sampai sekarang belum mandi,” tawarnya.
“Boleh.. biar istirahat dikit.. kamu nyalain dulu airnya ya biar bath-tub nya terisi,” kataku.
Ia menaikkan pantatnya oppopoker melepas batang kemaluanku dari vaginanya lalu turun dari tempat tidur menuju kamar mandi dan menghidupkan kran air di bath-tub. Aku kemudian bangkit juga menuju ke kamar mandi. Kulihat ia sedang duduk di closet membersihkan vaginanya yang basah dengan campuran cairan beningku dan lendir vaginanya.

Meski air dalam bath-tub belum terlalu dalam, aku langsung masuk dan duduk berendam sambil bersandar pada dinding bath-tub. Batang kemaluanku yang masih keras itu pelan-pelan melemas setelah terendam dalam air. Intan pun masuk ke bath-tub dan ikutan duduk berendam. Iseng-iseng tangannya mengelus-elus batang kemaluanku untuk membersihkan lendir yang melekat di batang kemaluanku. Elusan jari-jari tangannya membuat kemaluanku kembali menegang. Ia tertawa kecil saat merasakan ‘anuku’ berdenyut mengeras di tangannya. Setelah dilihatnya kemaluanku sudah bersih, ia bilang, “Coba mundur dikit dong”. Akupun bergerak mundur dan bersandar pada ujung bath-tub untuk memberi ruang yang lebih panjang baginya.

Ia lalu mencabut sumbat bath-tub sehingga airnya pelan-pelan berkurang. Setelah airnya hampir habis, turun hingga setinggi biji kemaluanku, sumbatnya dipasang lagi. Kini batang kemaluanku berada di atas permukaan air sedangkan biji kemaluanku setengah tenggelam. Tangannya kembali mengelus-elus batangku, lalu ia mengambil posisi nungging di depanku. Pelan-pelan kepalanya diturunkan dan mulutnya diarahkan ke kepala kemaluanku. Mulutnya membuka lalu mencaplok kepala kemaluanku, tangan dan siku kirinya dipakai menunjang tubuhnya agar tetap menungging sedang jari-jari tangan kanannya mengocok batang kemaluanku maju mundur. Mulutnya sampai kempot menyedot kepala kemaluanku. Aduhh.. rasanya sungguh luar biasa.

Sesaat kemudian, jari-jari tangan kanannya bergerak maju memegang pangkal batang kemaluanku sambil mulutnya bergerak maju-mundur. Nikmat yang kualami sungguh tak terbilang.. ini adalah oral seks yang ternikmat dalam hidupku. Sampai saat ini masih yang ternikmat bagiku. Mulutnya terus maju mundur sampai batangku kelihatan oppopoker memerah, kemudian fokusnya dialihkan ke sekitar leher kemaluanku. Dihisap-hisapnya kepala kemaluanku sampai dilehernya, digigit-gigit kecil belakang topi bajaku, lidahnya disapu-sapukan kelilingnya, lalu kepala kemaluanku dicaplok dan disedot dengan kuat lalu dikulum-kulum. Lidahnya menari-nari didalam mulutnya menyentuh-nyentuh lubang pipisku. Setelah itu kembali ia maju mundurkan mulutnya namun hanya sampai dilehernya saja, tidak sampai kepala kemaluanku keluar.

Rupanya Intan ingin menunjukkan bahwa tidak hanya vaginanya saja yang bisa ‘mengalahkanku’, ia ingin ‘mengalahkanku’ dengan mulutnya. Ia terus-menerus menjilat, mengulum dan menghisap batang kemaluanku hingga aku benar-benar merem melek dibuatnya. Tetapi pada dasarnya aku memang tidak pernah bisa ‘keluar’ dimulut wanita jika tidak kupaksakan sendiri untuk ‘keluar’ (Istriku pernah menyedotku selama 45 menit hingga lehernya pegal dan aku tetap tidak keluar), namun Intan tak tahu akan kebiasaanku ini sehingga ia berpikir aku pasti ‘keluar’ oleh serangannya.

Setelah hampir 20 menit non-stop menyerangku, ia melirikku lalu melepaskan mulutnya dari kepala kemaluanku.

“Enak nggak?” tanyanya sambil tangan kanannya tetap memegang batangku.
“Ini yang paling enak dari semuanya,” kataku.
“Naik lagi ke tempat tidur yuk.. tapi gendong ya.. capek sih,” katanya.
Aku keluar dari bath-tub lalu menariknya agar bangun kemudian menggendongnya ke ranjang. Kami sudah tidak perduli lagi bahwa tubuh kami masih setengah basah

Aku kembali berada diatasnya dengan posisi push-up, ia membimbing batang kemaluanku masuk ke lubangnya, bless.. masuklah batangku. Ia memekik, “Awk..” agak sakit karena masih seret. Aku terus memacu pantatku menyodok lubang oppopoker kemaluanku. Disetiap hentakan pantatku ia selalu heboh “Awww..awww..

”Rasanya 15 menit berlalu, kemaluanku rasanya sudah berdenyut-denyut lagi, artinya aku sudah hampir di puncak. Agar tidak kalah, aku kurangi ke cepatanku lalu aku minta ganti posisi.

Sambil menjaga agar kemaluanku tidak lepas, kami berbalik, kini ia berada diatasku. Sejenak ia hanya duduk saja diatasku tidak bergerak. Ia rupanya menikmati denyutan batang kemaluanku. Kurasakan jepitan vaginanya meningkat seakan-akan memeras batangku. Setelah hampir 10 menit kemudian.

Ia melihat aku sudah ‘hampir sekarat’ karena permainan jepitan vaginanya, ia lalu meletakkan kedua lenganku ke atas kepalaku dan dipegangnya dengan kedua tangan kanannya yang juga untuk menopang tubuhnya.

Mulutnya diturunkan mencium bibirku sambil pantatnya mulai dinaik-turunkan. Puting buah dadanya yang bergantung-gantung menggesek-gesek dadaku menambah sensasi nikmat serangannya. Saat kemaluannya ditarik sampai ke leher kemaluanku jepitannya dilonggarkan, saat mau diturunkan dikeraskan lagi dan seterusnya.

Kini aku benar-benar ‘sudah sekarat’. Ia justru mempercepat gerak naik turun pantatnya. Aku mencoba mati-matian bertahan, setiap kali oppopoker pantatnya diturunkan, aku mengejang dan mendengus “Enghh.. enghh.. enghh.. enghh,” tetapi aku tidak mampu bertahan lagi.

Rasanya kurang dari 5 menit setelah ia mempercepat naik-turun sambil menjepit, kemaluanku berdenyut-denyut dan akhirnya, “Uhh..” pertahananku jebol, aku muncrat di dalam lubang kemaluannya. Disaat kemaluanku berdenyut menyemprot air maniku, ia terus naik turun dan mengeraskan cincin vaginanya. Lemaslah tubuhku, seluruh otot-ototku rasanya terlepas dari tulangku, kenikmatannya betul-betul enak.

Intan tidak langsung bangkit, ia hanya berbaring di dadaku dengan batang kemaluanku masih menancap di vaginanya. Pelan-pelan batang kemaluanku melemas. Campuran sperma dan lendirnya mengalir keluar dari lubangnya, meleleh ke selangkanganku dan ke sprei ranjang. Ia menggeliat ke telingaku dan berbisik “Satu nol ya..,” sambil tersenyum.

Pembaca, itulah hari pertama kami di Kuala Lumpur. Tubuhku rasanya agak lemah, tapi aku masih saja berpikir “Ah tidak apa-apa, mungkin sebentar lagi juga pulih.” Hari kedua dan seterusnya kami tetap hangat bercinta. Sesekali aku masih bisa “menang” namun lebih banyak “kalah”.

Tubuhku sudah tambah lemah, aku akhirnya sadar sudah jatuh sakit. Di hari ke delapan terakhir sesaat sebelum oppopoker meninggalkan hotel menuju bandara, aku masih nekat ‘menantangnya’ lagi dengan kekuatan terakhir, hasilnya aku ‘kalah’ lagi. Aku sudah tak ingat berapa skor akhir kami, yang jelas aku ‘kalah’.

Dibandara kami berpisah, pesawatku berangkat dahulu kembali ke Australia sedangkan Intan sejam kemudian kembali ke Jakarta. Dipesawat suhu tubuhku kian naik, otot-otot tubuhku rasanya linu dan tidak bertenaga. 7 jam perjalanan cuma bisa di kursi saja tambah menyusahkan.

Setibanya di rumah, aku benar-benar jatuh sakit, sempat muntah-muntah pula. Untung waktu cuti kerjaku belum habis sehingga tidak perlu ditambah dengan cuti sakit lagi. Tetapi yang paling sebal, aku penasaran dikalahkan oleh Intan, telak lagi. Seharusnya aku istirahat terlebih dahulu setelah tiba di Kuala Lumpur hingga flunya hilang dulu dan tidak langsung ngajak ‘perang’, toh masih ada hari-hari esoknya.

Sayangnya aku tidak dapat membalas kekalahanku karena itulah terakhir kalinya aku bertemu dengannya. Pada kedatanganku ke Jakarta yang berikutnya, aku tidak dapat menemuinya. Kini Ia sudah pindah ke Kalimantan. “Intan” if you read this story then oppopoker you should know that I could be better. But any way, no excuses, I admit that you have won!”


Sabtu, 29 Februari 2020

DI SENGGOL BERUJUNG NGENTOT

Oppo sex story2 - Karena aku di hinggap kepenatan siang itu aku pergi untuk jalan - jalan ke pusat pembelanjaan untuk sekedar refreshing dan lihat cewek - cewek cantik. Kurang lebih setengah jam aku putar sendiri melihat kanan kiri dan kagetnya aku oppopoker di senggol seseorang dengan membawa bawaan belanja yang banyak tergesa - gesa tak taunya melihat kebelakang wanita yang menyenggolku.

DI SENGGOL BERUJUNG NGENTOT

Awalnya dengan rasa kesal setelah melihat ternyata wanita tersebut kemudian aku bantu dia untuk memberesi barang belanjaannya, tak lupa aku oppo sex story2 yang minta maaf padanya walaupun yang salah sebenarnya adalah dia.

"maaf.. mbak.. nggak sengaja nih.." kataku padanya.

“ya…nggak apa-apa lagi….oya..kamu Herman kan….”katanya padaku.

“iya..saya Herman….dan mbak siapa ya…kok tahu nama saya”

“kamu nggak ingat sama aku ya…teman SMA kamu…yang suka jahilin kamu….”katanya padaku.

“siapa ya….eeeee….maaf …Linda ya….Si Bunga SMA “

“Tepat sekali ….tapi tadi kok kamu manggilin aku mbak seh…”

“Maaf deh….abis aku nggak tau siapa kamu..”

“kenapa..lupa ya sama aku….atau emang udah dilupain ya…”

“ya..gimana ya..kamu cantik banget ..beda dengan yang dulu..”kataku sedikit memujinya.

“ak kamu ….biasa aja kok…”katanya sambil tersipu malu.

“oh ya….kita ke kafe yuk..buat ngerayain pertemuan kita ini…”

“ok deh…tapi kamu yang traktir aku ya…abis aku lagi bokek nih”kataku padanya

“ya..nggak masalah lagi….”

Aku dan Linda pergi ke kafe langgananya Linda.Sampai disana ..kami memilih meja yang paling pojok. Suasana didalam kafe ini sangat sejuk dan nyaman…membuat orang yang berada didalamnya betah untuk duduk berlama-lama.

“Gimana kabar kamu sekarang Herman…..udah berkeluarga ya…” tanya Linda padaku.

“aku seh baik-baik aja….masih sendiri lagi….masih kepengen bebas”

“kalau kamu gimana….udah bekeluarga ya….”tanyaku padanya.

“aku udah married….udah 3 tahun”

“asyik dunk….trus suami kamu mana…kok pergi sendirian ….nggak takut digodain sama lelaki iseng”

“ah kamu..biasa aja lagi….laki aku lagi ke KL…urusan bisnis katanya”

eh…ayo makan..kok didiamin aja nih”

kamipun akhirnya menyantap hidangan yang telah tersedia.Habis makan,kami jalan-jalan dan pulang kerumah masing-masing.

Beberapa hari kemudian….Linda mengirim SMS ke HP ku….isinya mengajak aku untuk main kerumahnya.SMS nya kubalas….dan aku tanyakan dimana alamat rumahnya..Beberapa menit kemudian…Linda membalas SMS ku dan menyebutkan alamat rumahnya.

Aku berangkat kerumah Linda…si bunga SMA. Tak lama kemudian ..aku sampai didepan rumah mewah. Kubaca kembali alamat oppopoker yang diberikan oleh Linda dan kucocokkan dengan nomor rumah yang tertera didepan pintu…pass..memang benar ini rumahnya.

Kutekan bel yang ada didepanku.Beberapa saat kemudian …pintu pagar terbuka dengan sendirinya. Aku masuk, pintu pagarpun ikut tertutup dengan sendirinya. Aku berjakan menuju teras depan dan Linda telah menungguku disana.

“Hii..gimana kabar kamu sekarang….”sapanya padaku.

“Baik saja nih….kamu gimana…kok sepi amat seh…pada kemana nih”

“iya nih…nggak ada siapa-siapa nih dirumah…jadi kesepian..makanya aku undang kamu kesini ..buat nemenin aku…”

“nggak salah nih..ntar suami kamu marah lagi”

“ah..nggak apa-apa lagi…. dia lagi di KL sekarang nih…”

“yuk ..masuk….kita ngobrol didalam aja deh”

Kamipun masuk kedalam rumahnya Linda… Wah….benar-benar mewah nih rumah..semua perabotannya sangat mengagumkan.

“mari..silahkan duduk….jangan malu -malu..anggap saja seperti rumah sendiri”

“Thank’s….”dan akupun duduk

“oya..mau minum apa nih….panas..dingin atau yang hangat..”kata si Nyonya rumah.

“jadi bingung nih ..milihnya …”kataku padanya.

“ya…kalau yang panas…teh sama kopi…trus kalau mau yang dingin..ada soft drink..”balas si Linda

“trus kalau aku milih yang hangat gimana ”tanyaku lagi.

“ya…ada deh…”kata Linda sedikit genit.

“ok deh…kalau gitu..aku minta yang hangat aja deh” kataku coba menggodanya.

“ah..kamu ini bisa aja….ntar kalau aku kasih kamu nggak susah nanti”

“ya..tergantung yang ngasih dunk…”

Linda bangkit dari duduknya ….”bentar ya …aku kebelakang dulu”


Ia pergi meninggalkanku diruang tamu yang mewah itu. Linda kembali lagi keruang tamu dengan membawa dua gelas jus orange. Dia meletakkannya datas meja.

“Lho..tadi katanya yang hangat..kok yang itu seh”kataku padanya.

“yang hangat ntar….so pasti aku kasih deh”

Aku pun duduk kembali.

“Lin…rumah kamu bagus banget deh….semuanya kamu punya…so pasti kamu bahagia dong dengan suami kamu….”

“ah ..siapa bilang..dari luarnya saja aku keliatan bahagia” katanya mulai serius

“memang semuanya aku punya ..tapi khan itu nggak menjamin aku bahagia”

“bayangin aja deh ..dalam satu bulan ..palingan suamiku 3 hari ada dirumah”

“selebihnya ..ya kesana kemari ..ngurusin bisnis keluarganya yang segudang itu…jadi kamu bisa bayangin deh.. betapa aku sangat kesepian..”

Linda mulai menceritakan semua keluhan yang ada dalam dirinya.Kucoba memahami setiap jalan ceritanya sambil sesekali mataku nakal melirik bagian tubuhnya yang sangat menggairahkan sekali.Saat itu,

Linda mengenakan kaos yang cukup ketat sekali sehingga mencetak seluruh lekuk tubuhnya yang sangat indah itu.Dibalik kaos ketat lengan pendek itu …sepertinya Linda tak mengenakan Bra…itu terlihat dari tonjolan kecil oppopoker dipuncak dadanya yang padat dan berisi. Perlahan terasa sesuatu bergerak nakal dari balik celana yang kukenakan.

Linda bangkit dari duduknya dan pindah disampingku. Tercium bau harum parfumnya yang sangat mengundang gairah.

“Man..aku kangen banget deh sama kamu….”katanya padaku

“oya…”kataku padanya.

“iya nih….apalagi sama…….”katanya terputus.

“sama apa seh Lin…..“

“sama…..sama ini nih….”katanya sambil meletakkan tangannya diatas gundukan batang kejantananku.
Kontan saja aku terkejut mendengar penuturannya yang begitu spontan.walau sebenarnya aku juga menginginkannya.

Karena tak ada kata-kata yang keluar dari mulutku, Linda tak memindahkan tangannya dari atas selangkanganku..malah sebaliknya dia mengelus pelan batang kejantananku yang masih tersembunyi dibalik celana panjang yang kukenakan.

Perlahan ..mukaku dan muka Linda makin mendekat.Linda memejamkan matanya sambil merekahkan bibirnya padaku. Kukecup bibirnya yang merah itu.Mulutku bermain dimulutnya yang mungil dan seksi .Sesekali lidahku berpilin dengan lidahnya. Linda sangat bergairah sekali menyambut ciuman bibirku dibibirnya.

Sementara itu tanganku tak tinggal diam. Kucoba meraba dua bukit kembar yang tumbuh didadanya. Begitu hangat ,padat dan berisi Terasa sangat halus sekali kulit dadanya Linda. Dua puncak dadanya yang mulai mengeras tak luput dari remasan tanganku. Dan tangan Linda semakin liar begerilya diatas gundukan batang kejantananku yang mulai mengeras.

Linda beranjak dari tempat duduknya .Perlahan ia mulai membuka satu persatu pakaian yang melekat ditubuhnya.Hingga akhirnya tak sehelai benangpun yang menempel ditubuhnya.Kuperhatikan tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki.Begitu sangat sempurna sekali.Dua gundukan bulat menggantung didadanya .ditambah dengan bukit kecil yang ditumbuhi bulu hitam yang lebat menandakan kalau Linda type wanita haus seks.

Linda kembali duduk bersimpuh dihadapanku. Kali ini ia mulai membuka celana panjang yang masih kukenakan. Begitu celanaku terbuka ..nongollah batang kejantananku yang mulai mengeras dibalik celana dalamku.Namun tak berselang lama celana dalamkupun telah terbuka dan tinggallah penisku yang tegak bak torpedo yang siap meluncur.

Tangannya yang halus itu mulai membelai batang kejantananku.Lama kelamaan ukurannya makin membesar .Linda mulai menjilat ujung kepala penisku .Mulutnya yang mungil itu menjiltai permukaan kulit batang kejantananku hingga sampai kedua buah biji pelerku.

Beberapa saat lamanya Linda menikmati batang kejantananku dengam ciuman-ciuman yang sangat menggetarkan persendianku.Sementara kedua tanganku meremasi kepalanya .Hingga sesuatu terasa berdenyut dibatang kejantananku Sesuatu yang ingin muncrat dari ujung kepala penisku.Aku semakin kuat menjambak rambutnya Linda dan menekannya kedalam hingga ujung kepala penisku menyentuh ujung tenggorokannya.

“Akhhh..Lin..aku mau keluar nih”erangku padanya
Beberapa detik kemudian spermaku tumpah didalam mulutnya Linda. Tanpa merasa jijik sedikitpun Linda menelan setiap tetes spermaku.Dan sambil tersenyum ..Linda menjilati sisa- sisa sperma yang masih tersisa dibatang kemaluanku.

Beberapa saat kamipun istirahat setelah aku mencapai orgasme yang pertama. .Kemudian aku berdiri dan mengangkat tubuh montok Linda dan merebahkannya diatas sofa yang empuk .Kini tiba saatnya bagiku untuk memulai babak permainan berikutnya.

Aku membuka kedua kaki Linda lebar-lebar.Kudekatkan wajahku kepermukaan perutnya yang datar.Dengan penuh nafsu ..aku menjilati setiap permuakaan kulit perutnya yang halus itu.Linda menggelinjang hebat merasakan jilatan bibirku dipermukaan kulit perutnya yang ramping.

Linda merasakan dirinya seolah terbang kesorga kenikmatan saat ujung-ujung lidahku mengelitik organ-organ sensitifnya.Ia melupakan sejenak bayangan suaminya yang saat ini sedang berada diluar negri. Baginya ,kenikmatan yang kuberikan padanya tak ada bandingnya dengan limpahan materi yang diberikan oleh suaminya.Desahan…erangan dan jeritan Linda makin menbuatku bersemangat menusuk-nusuk permukaan Vaginanya dengan ujung lidahku.

“Sayang….cepet dunk masukin punyamu kememek aku….udah nggak kuat nih”rengeknya padaku.

Akupun memenuhi permintaan Linda yang sudah tidak tahan menunggu batang kejantananku yang tegang dan mengeras untuk masuk kedalam vaginanya Linda.

Aku memegang batang kejantananku dan mengocoknya sebentar kemudian mengarahkannya kelubang vagina Linda.

Aku mulai maju mendorong pantatnya Linda.Beberapa kali kucoba selalu meleset. Mungkin karena ukuran senjataku yang cukup besar hingga sulit untuk menembus lubang vaginanya yang rapet. Namun setelah beberapa kali mencoba,akhirnya batang kejantananku masuk menembus lubang memeknya Linda.

Tanpa membuang waktu lagi, kugerakkan pantatku maju mundur menusuk memeknya Linda.Dengan penuh nafsu,Linda menikmati gerakan Penisku yang maju mundur menusuk vaginanya.Desiran dan desahan beriringan keluar dari mulutnya yang mungil itu.Linda mengimbangi gerakanku dengan memaju mundurkan pantatnya yang bahenol itu.

Sekitar tiga pulu menit berlalu, Linda merasakan akan mencapai klimaks. Linda mengangkat pantatnya dan menggelinjang hebat.Wajahnya berubah ganas, matanya mendelik saat puncak kenikmatan itu datang.

Aku tahu kalau Linda akan mencapai klimaknya.Kupercepat gerakan pantatku menusuk vaginanya sampai akirnya puncak kenikmatanna datang.Linda mendekap erat tubuhku,Vaginanya berkedut-kedut menjepit batang kejantananku.Cairan hangat dan kental merembesi dinding vaginanya.Orgasme yang beruntun telah dialami Linda sibunga SMA.


Untuk beberapa saat ..kubiarkan Linda menikmati sisa -sisa orgasmenya, sebelum kami melanjutkan permainan yang berikutnya. Perlahan Linda bangkit dari tidurnya dan duduk diatas sofa empuk itu.Akupun duduk disampingnya .

Tanganku singgah digundukan vagina yang ditumbuhi rambut halus itu. Kubelai perlahan untuk membangkitkan kembali gairah wanita cantik yang ada disampingku ini. Perlahan terdengar desahan lembut dari mulut Linda. Sementara itu mulutku tak lepas dari dua puncak mungil didadanya.

Merasa sudah tepat saatnya bagiku untuk menuntaskan permainan ini…kuangkat Linda dan kududukkan ia diatas pahaku. Posisinya kini oppopoker tepat berada diatas pangkuanku,sehingga dua buah dadanya yang padat membusung tepat berada didepan mulutku.

Kugosok-gosok ujung penisku kemulut vaginanya. Kutekan ujung penisku hingga amblas masuk kedalam Vaginanya. Kudiamkan perlahan,kunikmati beberapa saat kontolku bersarang dalam memeknya Linda.

Perlahan kugerakkan pantatku naik turun menusuk lubang kemaluannya Linda.Gerakanku makin lama semakin cepat membuat tubuh Linda bergoyang-goyang diatas pangkuanku.Terdengar erangan kenikmatan dari mulut Linda.Beberapa kali ia harus memekik kecil tak kala penisku yang makin membesar menyentuh ujung rahimnya.Sementara dua buah gundukan didadanya bergoyang -goyang tak karuan. Kedua tanganku meraih dua gundukan itu dan meremasnya perlahan.

Beberapa menit kemudian terasa sesuatu menyesak dalam batang kejantananku.Mungkin tiba saatmya bagiku untuk orgasme.Dengan diiringi desahan panjang secara bersamaan…aku dan Linda mencapai orgasme.

Kusemprotkan spermaku yang hangat didalan vagina Linda.Beberapa saat kemudian Lindapun menyusul. Cairan hangat merembesi dinding Vaginanya yang hangat itu.Aku memcabut batang kejantananku dari dalam vaginanya Linda.

Dengan cepat Linda jongkok diselangkanagnku dan menjilat sisa-sisa sperma yang masih menempel dipenisku.

Sesaat kemudian Linda tersenyum padaku.Senyum penuh kepuasam …yang tak pernah ia dapatkan dari suaminya tersayang.Aku bangkit dan mengenakan kembali pakaianku.Kulihat jam ditanganku sudah menunjukkan jam sepuluh malam.Akupun pamit pada Linda.

Namun sebelum aku pergi meninggalkam rumah Linda…ia memberikan sesuatu buatku sebagai hadiah.Sebuah Handphone terbaru. Semula aku menolak pemberiannya …namun ia berharap sekali aku menerima pemberiannya itu.

Demi menghibur hatinya Linda..kuterima hadiah yang bagiku cukup besar sekali. Kupergi meninggalkan Linda dengan membawa Handphone. Hadiah yang mungkin lebih kecil jika dibandingkan dengan kenikmatan seks oppopoker yang kudapatkan hari ini….dan bahkan akan kudapatkan hari-hari berikutnya bersama wanita cantik yang pernah menjadi Bunga SMA.

Rabu, 26 Februari 2020

SEKS MASA KECILKU (KISAH NYATA)

Oppo sex story2 - Ketika itu, aku masih sangat muda, kira-kira 12 tahun-an, panggil saja aku Derick. Ketika itu aku masih kelas 6 SD namun aku mempunyai gairah sex yang tinggi, entah kenapa, entah dari mana datangnya. Pada hari liburan biasanya aku menginap di rumah tanteku, panggil saja namanya Ibu Lia. Dia mempunyai seorang anak perempuan yang cukup cantik, langsing, dan putih! Panggil saja Vena.
SEKS MASA KECILKU (KISAH NYATA)

Ketika itu, di rumah tanteku sedang tidak ada seorangpun, karena aku sudah ditugaskan untuk menjaga rumahnya. Aku mulai menjaga sekitar pukul 9 pagi. Ketika itu aku masih belum mengenal sex. Namun aku telah dikhitan (disunat), sehingga oppo sex story2 aku biasa memainkan penisku itu karena bentuknya, juga aku sering menggesek-gesekkan pada sesuatu, misalnya tembok (karena aku belum tahu bahwa hal itu dapat merusak dan aku belum tahu masturbasi).

Pada pukul 12 siang. Terdengar suara bel dari luar, ternyata anak Tanteku sudah pulang, si Vena.

Bukain dong pintunya!!” dia berteriak serentak aku pun berlari menuju arah pintu itu dan membukakan kunci pintu tersebut.
“Awas awas! mau kencing!”.

Ketika itu Vena masih berusia 11 tahun, masih muda bukan? Vena buru buru masuk karena mungkin kebelet ingin ke toilet. Namun ketika sampai di depan toilet, yah.. air kencingnya sudah tidak tertahan lagi sudah membasahi rok dan celana dalamnya.

“Aduh, makanya ati ati dong! Sabar kek!” kataku. Dia hanya diam.
“Gimana dong, Rick?” tanyanya.
Aku bilang, “Tenang aja”..

Kudekati dia dan melepaskan roknya dan kusuruh dia melepaskan celana dalamnya karena basah terkena air kencing.

“Bersihin dulu ‘memek’ nya” katanya.

Diapun membersihkannya dengan air dan mengusap dari arah dubur ke arah vagina, lalu kuhentikan dia.

“Salah! Vena, itu salah!”, kataku.
“Memangnya kenapa?” tanyanya.
“Itu bisa membawa kuman dari dubur ke ‘memek’ jadi nanti memek nya kotor” kataku, maklum waktu itu aku pernah membaca buku milik ibunya yang berisi cara membersihkan diri.
“Jadi gimana?” tanyanya.
“Begini nih. Mau sama Derick atau ama kamu aja?” tanyaku.
“Contohin dulu” jawabnya.

Lalu aku jongkok di belakangnya dan mengambil segayung air oleh tangan kananku dan tangan kiri ku menyentuh kewanitaannya.

“Gini nih” seruku sembari membasuhkan air dan menarik tangan kiriku dari vaginanya menuju duburnya, kulakukan itu 4-5 kali. Lalu ia bangun dan mengeringkannya dengan handuk dan pergi berganti baju.

Mungkin ketika aku cebok kemaluannya, mungkin ia merasa sesuatu, soalnya ketika aku memegang vaginanya ia terdiam dan oppo sex story2 tidak bergerak sedikitpun. Lalu Vena keluar dari kamar dengan keadaan sudah berganti baju mengenakan rok pendek dan baju sederhana. Lalu ia pun menghampiriku.

“Rick, kalau yang barusan nggak apa apa kan? Nggak ada penyakitnya kan?” tanyanya polos.
“Nggak tahu lah”
“Mau diperiksa?” tanyaku.
“Nggak ah” jawabnya.

Ketika itu suasana begitu boring, “Derick, males mainnya ini ini terus, main yang lain yuk!” tanyanya.
“Main apaan?” jawabku.
“Maen dokter dokteran yuk!” katanya.


Akhirnya akupun menyetujuinya. Ketika itu ada sejenis lampu belajar, namun mempunyai efek apalah namanya, kayak bio energy Lantern (bukan iklan, hanya memperjelas). Saya berpura pura menjadi dokternya dan dia menjadi pasiennya. Ketika itu aku memakai alat itu yang sejenis Bio Energy Lantern. Kusuruh dia berbaring, lalu aku sinari dia dari atas hingga bawah.

“Tidak ada masalah kataku”, lalu kusuruh dia berbalik (tengkurap), lalu aku mulai menyinarinya lagi (kayak ngescan gitu lah), lalu aku hentikan dibagian pantatnya.
“Wah!ada masalah!” seruku.
“Apaan, Dok?” tanyanya.
“Kayaknya penyakit barusan ini” jawabku.
“Coba deh Dokter periksa dulu, sembuhin Dok!”jawabnya.

Lalu aku menyuruh dia berbaring lagi dan aku memakaikan selimut hingga lehernya.

“Kita harus operasi” kataku dan dia hanya mengangguk tanda setuju.

Lalu aku mulai mempermainkan peranku. Kubuka lebar selangkangannya dan kuangkat sedikit lututnya. Lalu aku mulai memainkan jariku di mulut vaginanya, aku menyentuh bagian seperti biji kecil di bagian atas oppo sex story2 vaginanya (mungkin ini clitorisnya). Lalu aku mempermainkan biji itu untuk sesaat, aku tekan, usap, pencet, di puter, tampaknya ia kegelian karena hal itu, sehingga selimut yang menutupinya terbuka dan jatuh disisi tempat tidur, sehingga ia dapat melihat aku yang sedang bekerja ini, namun ia tidak melarangnya, bahkan sepertinya ia ingin lagi, karena ia menggerak-gerakkan pinggulnya, sehingga jariku yang asalnya berada di clitorisnya terpeleset dan jatuh ke dalam lubangnya. Namun hal itu berhasil kucegah, sehingga jariku tidak masuk ke dalam lubang vaginanya.

“Kenapa Dok?” tanyanya.
“Ah, enggak, ini sakitnya dari dalam kayaknya” kataku.
“Ya sudah Dok, lanjutin” katanya.

Tanpa ragu ragu aku memulai kembali tugasku, aku memainkan bibir vaginanya yang masih muda, masih segar, masih perawan, dan sudah terbawa nafsu, karena kulihat bibirnya merekah dan terlihat seperti basah-basah. Lalu aku masukin jari telunjukku itu ke dalam lubangnya secara perlahan-lahan, soalnya waktu itu aku masih takut kalau terjadi apa-apa padanya, bisa bisa saya dipecat dari rumah saya. Saat kumasukan jariku, kulihat ia menikmati penetrasi jariku, namun mungkin karena kurang basah, aku tanpa sengaja menyentuh selaput daranya, dengan seketika ia menutup selangkangannya.

“Aduh! sakit! jangan kedaleman!” katanya, aku bertanya dan meminta maaf.

Lalu aku terus melakukan gerakan masuk dan keluar jariku dari vaginanya, dan ia menggelinjang kecil seperti keenakan. Setelah itu dia tergeletak lemas dengan keadaan masih merasakan kenikmatan yang kuberikan ini. Mungkin dia orgasme. Ketika hendak kucabut jariku itu, dengan cepat tangannya menarik kembali tanganku menuju vaginanya, tampaknya ia ketagihan dan masih bertenaga. Lalu kumulai kembali tugasku, dengan oppo sex story2 awalan yang baik, dan lebih dalam dari pada sebelumnya, tetapi tidak hingga mengenai selaput daranya, karena aku ingin ia tetap perawan.

Setelah kurang lebih 5 menit kulakukan gerakan itu, tampaknya ia telah orgasme lagi. Saat kucabut jariku, terlihat basah dan ada semacam bau yang masih kurang jelas baunya (mungkin ketika itu dia masih kecil).

Terdengar suara klakson mobil, dengan segera aku melap jariku dan membangunkannya dengan cara menusuk vaginanya hingga mengenai selaput daranya, namun tidak hingga robek.

“Aduh!Sakit tahu! Kamu ini jail amat!” hentaknnya.
“Itu ortu kamu sudah pulang! Jangan tidur terus! Ntar disangka sudah ngapa-ngapain lagih nih!” perintahku.

Ia pun menurut dan jalan terhuyung-huyung, mungkin karena lemas karena orgasme. Kami berduapun menyambut kedatangan ortunya Vena. Sesudah itu, Vena tidak pernah berceVena kepada siapapun, bahkan kepada kedua orang tuanya.


Sesudah kejadian itupun, kami masih sering melakukan hal serupa, karena aku tidak berani memasukan penisku ke vaginanya. Jika permainan itu ingin di mulai, biasanya dia yang meminta, atau pun kadang saya oppo sex story2 yang memintanya, dan dia biasanya hanya menikmati apa yang dirasakannya. Bahkan waktu itu aku puas memainkan vagina cewek, soalnya dia hanya terbaring terdiam dan membiarkan aku bekerja sepuasnya.

Malah pernah kumasukkan benda yang kecil, dan kuambil kembali keluar. Juga pernah di rumah yang masih akan dijual, karena tidak ada siapapun disana, dia mengajakku kesana dan akupun mengikutinya dan memulai acara kami berdua. Seperti biasa aku hanya memainkan jari-jariku di vaginanya, dan mencegah nafsuku membobol vaginanya, karena dia masih perawan. Ketika itu aku masih belum mengetahui tentang menjilat kemaluan cewek, makanya tidak kulakukan hal itu. Dia cukup puas dengan pelayananku selama ini, walaupun aku masih mencari pengalaman.

Pernah aku melakukannya di sofa miliknya. Dia berbaring disudut sofa dan aku sudah mengetahui tentang menjilati vagina, dan setelah kupikir-pikir, sebaiknya melakukan hal itu di kamar mandi agar tidak becek ke mana-mana dan mudah membersihkan diri.
Kuajak dia ke kamar mandi, lalu kusuruh dia untuk duduk di kloset. Lalu aku buka celana dan bajunya sehingga dia berada dalam keadaan telanjang bulat. Ketika melihat hal itu untuk pertama kalinya, penisku berereksi dan menonjol di celana pendekku.

Dia hanya bertanya, “Abis ini ngapain Derick?” tanyanya
“Tenang aja, biar saya kerja!” kataku.

Lalu aku berlutut di depannya dan mukaku berada persis di vaginanya. Lalu aku mulai menjilati vaginanya tanpa merasa jijik sedikitpun. Dia pun tampaknya menikmati hal tersebut, lalu aku mulai menjilati terus hingga bibir oppo sex story2 vaginanya merekah dan aku dapat melihat klitorisnya membesar, walaupun tidak begitu besar, akupun menjilati dan memainkan klitorisnya itu dengan mulutku.

Mengigit gigit kecil klitorisnya, mengulumnya dan menyodok lubangnya dengan lidahku. Kadang dia menggelinjang kenikmatan dan hingga akhirnya dia lemas beberapa kali, mungkin sekitar 4 kali, mungkin karena pengaruh psikis..

Sampai sekarang umurku sudah 18 tahun & aku masih sering main dokter2an dengan Vena meskipun sepertinya dia sudah tau bahwa itu namanya sex. Tetapi kita berdua saling menikmatinya kenapa tidak.

NGENTOT DENGAN TUKANG KEBUNKU

Oppo sex story2 - Sejak pacaran dengan MasToni aku sudah mengenal betapa nikmatnya Sex bebas. Kebetulan aku dan MasToni mempunyai sifat yang sama yaitu sama-sama suka melakukan hubungan Sex dengan berbagai fantasi. Dalam berhubungan Sex Mas Toni tak segan-segan mengeluarkan spermanya didalam rahimku tanpa memiliki rasa takut aku hamil. Dan aku pun yang sudah menikmati persetubuhan dengan Mas Toni pun tak menolak jika MasToni mengeluarkan spremanya didalam liang rahimku. Aku dan MasToni sudah berpacaran 3 tahun hingga kini akhirnya MasToni menikahiku.
NGENTOT DENGAN TUKANG KEBUNKU

Sampai lupa, perkenalkan namaku Lisa, saat ini aku berusia 24 tahun, aku keturunan chinese karena itu aku memiliki kulit putih bersih, dan juga cirri khas mataku agak sipit, namun aku memiliki hidung yang mancung. Setelah setahun aku dinikahi MasToni bentuk lekuk tubuhku juga gak berubah, aku masih memiliki tubuh yang oppo sex story2 langsing dan juga gairah Sex yang masih membara meskipun sudah sejak pacaran aku sudah melakukan hubungan Sex dengan MasToni. Ketika menikah hubungan Sex kami pun juga gak berubah, malah bisa dikatakan lebih HOT karena kita sama-sama Hyper Sex nya.

Namun semuanya sekejap berubah ketika MasToni suamiku konsultasi kedokter tentang kesuburan air maninya, karena sudah setahun menikah dan setiap berhubungan juga dikeluarkan didalam namun sampai sekarang aku gak bisa hamil. Malam hari ketika mau tidur, suamiku terlihat murung tak seperti biasanya yang sangat bergairah sekali. Aku pun menanyakan kenapa suamiku tiba-tiba murung begitu, namun sejenak suamiku diam tak menjawab pertanyaanku. Tapi tak berapa lama suamiku meraih tanganku dan mengatakan “Maaf ya sayang, menurut dokter spermaku kurang subur, jadi kita bakalan sulit untuk mempunyai anak”. Aku pun kaget mendengar pernyataan suamiku, namun karena aku sangat mencintai suamiku aku pun memeluknya sambil berkata “Gak papa kok sayang, nanti jika waktunya tiba kita pasti akan mendapatkan momongan kok”. Suamiku hanya terdiam mendengar perkataanku, wajahnya masih terlihat murung, kemudian mendiamkanku dan tidur begitu saja.

Keesokan harinya suamiku besifat sangat aneh sekali, ketika dia mau berangkat kekantor seperti biasa aku sudah menyiapkan sarapan untuknya. Namun tanpa bilang sama aku untuk pergi kekantor dan tanpa menyantap sarapan yang sudah aku hidangkan suamiku pergi begitu saja. aku sangat sedih dengan perubahan sifat suamiku itu, namun mau gimana lagi. Aku membiarkannya saja, karna menurutku itu sebuah pukulan baginya. Namun yang aku rasakan semakain bertambah hari perubahan sifat suamiku semakin jelas. Dia sering pulang larut malam gak jelas tanpa kabar, pernah juga pulang mabuk. Aku pun menjadi jengkel, karena aku sudah memberi pengertian pada suamiku namun pengertianku diabaikannya.

Suatu pagi aku terbangun menyusuri perkarangan rumah dan sekitar rumah kami, aku mulai melihat dan menyadari suasana rumahku semraut, banyak tanaman dan rumput liar tumbuh di perkarangan rumahku, tanaman dan bunga2 kesayanganku mulai banyak yang ayu dan mati, padahal aku sangat suka bunga-bunga. Aku memutuskan harus mencari seorang tukang kebun, malam hari suamiku pulang aku segera mengutarakan isi hatiku kepada suamiku, tapi seperti biasanya ditanggapi dengan dingin.

Besoknya pagi-pagi aku memutuskan pergi ke surat kabar harian setempat memasang iklan “mencari tukang kebun yang berpengalaman”aku mulai gelisah saat sudah memasuki hari ketiga belum juga ada yang datang melamar menjadi tukang kebun. Esoknya dihari keempat sore sekitar jam 5 datang seorang bapak yang aku pikir umurnya sekitar 50 tahunan, orangnya lusuh dan dekil dengan wajah memelas, aku pikir dia adalah pengemis dan segera aku kasih uang 10 ribu, tapi dia tersenum, bapak itu malah bertanya, apa ini rumah bapak Toni? iya jawab saya, ada apa pak? tanyaku berbalik. Bapak ingin bekerja jadi tukang kebun disini seperti yang terpasang diiklan koran ini nak…Awalnya aku menolak karena penampilannya yang udah dekil dan bau, tapi ntah kenapa aku kasihan melihat bapak itu, aku bertanya ”emang bapak sanggup bekerja? nama bapak siapa?, jawab bapak itu, nama saya Muh, iya bapak masih kuat kerja kok nak…hanya saja bapak sekarang belum makan, bapak boleh minta makan?

Setelah berpikir sejenak aku mempersilahkan bapak Muh masuk, aku mempersilahkannya untuk duduk” tapi bapak punya rumah dimana?tanyaku, Rumah Bapak di Sulawesi, Bapak kesini mencari kerja, tapi yang ada malah ga bisa pulang lagi ke Sulawesi, bapak ga pnya istri dan anak, karena semasa muda bapak dihabiskan dengan merantau oppo sex story2 ke mana mana, bapak suka berjalan sesuka hati kemana aja, tapi ya beginilah nak, ternyata bak tua dijalan, umur makin hari makin bertambah, fisik bapak semakin berkurang. Bapak merasa sudah saat nya bapak mencari pekerjaan yang menetap, maaf kalau oleh berarti bapak harus menginap di rumah ini kalau anak mengijinkan (kepala pak Muh tertunduk). Aku tidak berani ambil keputusan pak, ntar Aku harus tanya suamiku dulu ya jawabku, sementara bapak malam ini tinggal aja disini, ntar Aku ambilkan handuk, dan peralatan mToni untuk bapak.

Aku segera kembali membawa peralatan Toni kepada pak Muh dan pak Muh segera membersihkan tubuhnya, Aku mencari cari baju bekas yang sudah lama tidak dipakai suamiku karena Aku melihat baju pak Muh udah kumal dan tidak membawa baju yang layak dipakai lagi, bila ia kerja ditempatku tentu ia harus bersih kan pikirku. Pak Muh, ini bajunya ya diganti, kalau mau dicukur jangut ma kumis pak Muh ini pisau cukurnya ya(Aku mngambil pisau cukur suamiku yang tidak terpakai lagi tapi Aku tau masih cukup baru), pak Muh tersenyum melihatku dan mengambilnya dengan segan, Aku bertanya, kenapa pak? kok tersenyum? ada yg lucu ya Aku sambut juga dengan tersenyum”. Ga kok, bapak udah lama ga menerima kebaikkan seperti ini…ohhhh jangan begitu pak, Aku sudah biasa sebagai ruinitas melayanin suami seperti ini, jadi Aku tau keperluan laki-laki seperti apa jawabku singkat.

Aku segera menuju ruang tamu menonton televisi sementara pak Muh membersihkan dirinya, hari mulai malam sekitar jam 19.00 wib, Aku mulai menyiapkan makanan. Aku tersenyum melihat pak Muh telah rapi dan bersih, janggutnya telah tidak ada lagi, tapi kok kumisnya masih ada sih pak ? tanyaku? bapak ga percaya diri kalau ga ada kumis ini nak “jawab pak Muh, Aku mempersilahkan dia makan, ayo pak, makan dulu ya, yang kenyang ya” senyumku. pak Muh mulai menyendok nasi dan gulai kemudian duduk dilantai, Aku agak risih melihatnya duduk dilantai sementara Aku duduk dimeja, karena pak Muh tidak mau duduk dimeja sama sepertiku.

Kebiasaanku memakai rok mini atau celana pendek dirumah membuatku tidak sadar kalau sekarang ada laki-laki lain dalam rumah ini yang memperhatikanku, sambil makan kami asik bercerita mengenai riwayat hidup pak Muh, Aku baru tersadar dan malu saat melihat sorot matanya ke bawah meja, saat itu Aku memakai rok jeans mini, Aku merapatkan kakiku, pak Muh terlihat malu karena Aku tau arah matanya yang menatap paha dalamku, suasana terasa mencair dan akrab karena pak Muh pandai membuatku tertawa dan tersenyum saat kami saling bicara di meja makan walaupun makan telah uasai, pak Muh tetap duduk dilantai.

jam menunjukkan pukul 10 malam, gak terasa ya pak Muh sekarang dah malam, Aku mau tdur, kamar bapak dibelakang ya pak…kami pun bergerak ke kamar kami masing-masing, jam 02 dini hari suamiku pulang oppo sex story2 dan lgsung tertidur, besoknya saat makan pagi Aku perkenalkan suamiku dengan pak Muh. tapi seperti yang Aku duga ditanggapi dengan hambar dan suamiku langsung pergi keluar rumah, Aku menghela nafas.

Aku memutuskan seminggu ini Aku ingin istirahat dan santai, Aku menelpon ibu-ibu bahwa seminggu ke depan tidak ada latihan memasak. Aku ingin membersihkan isi rumah agar rapi dan indah, sementara pak Muh tanpa perlu Aku suruh-suruh lagi pagi-pagi jam 7 sudah mulai membersihkan dan merapikan tanaman, memberikan pupuk dan menebang dahan yang lapuk sementara Aku membersihkan rumah. Aku merasa sangat senang karena ada yang menemani pekerjaanku di saat-saat penat Aku duduk di teras rumah memperhatikan pak Muh yang sedang bekerja, Aku mulai suka dengan pribadi pak Muh yang pandai mencari cerita dan bahan tertawaan, banyak dari pengalaman hidupnya yang cukup menggelikan dan menakutkan seperti dikejar preman, pamong praja, dll, Aku jadi larut dalam ceritanya, kadang hampir keluar air mata ini karena sedih, tapi juga kadang karena tertawa terpingkal pingkal.

tapi seperti malam tadi Aku perhatikan pak Muh selalu melirik tubuhku , Aku memakai celana sangatpendek sepangkal paha dan tank top yang apabila menunduk akan terlihat payudaraku, tentu Aku harus menjaga sikap yang sopan.  Karena capek Aku segera masuk ke kamar Toni dan tidur, dikamar Toni Aku membuka seluruh bajuku dan meletakkannya di ember pakaian bekas selesai Toni Aku masuk kekamar tidur, Aku bisa melihat pak Muh masih sibuk bekerja, Aku tertidur akhirnya.

Aku terbangun jam 4 sore, tidak terasa Aku telah tertidur +/- 1 jam, Aku lihat pak Muh masih membersihkan rumput dari daun² kering dan ranting² bekas potongan tadi, pak Muh berjalan menuju pohon mangga, ohhh tidak Aku tidak sengaja melihat dia membuka resleting celananya dan ia mengeluarkan kejantanannya untuk buang air kecil, awalnya Aku malu, tapi Aku penasaran, karena selama ini belum pernah melihat kejantanan laki² lain selain milik suamiku, Aku betul² kaget, milik pak Muh cukup besar pdahal itu pada saat dia buang air kecil, bagaimana kalau lagi ereksi ya “batinku…Aku melihat sampai dia selesai buang air kecil dan menyimpan kembali kejantanannya dalam celananya.

Penglihatan tadi cukup membuat ku terganggu, selama ini Aku belum pernah melihat yang gagah seperti tadi, belum lagi udah setahun ini Aku tidak pernah melakukan hubungan intim dengan suamiku. Ntah kenapa Aku mulai masuk ke kamar mas Toni Aku ingin membersihkan kewanitaanku yang mulai basah. dikamar mas Toni Aku ambil tissue dan membersihkan kewanitaanku,tapi kemudian mataku menangkap oppo sex story2 yang lain, Aku mlihat ada noda putih di celana dalam dalam ember cucian ku, Aku ambil dan Aku lihat lebih dekat, Aku atu apa ini pikirku….ini sperma…tapi kan suamiku ga ada, siapa ya yang buang spermanya di celana dalamku, pikiranku segera tertuju dengan pak Muh, Aku mulai gelisah dan takut

Hari mulai malam, sekitar jam 6 sore mati lampu, Aku paling tidak nyaman kalau lampu mati. Pak Muh panggilku, pak tolong idupin lampu emergency ya, iya nak “jawab pak Muh, Aku menunggu tapi lampu emergency ga juga menyala, napa sih pak, kok belum idup”tanyaku???ga tau juga ya nak..jawab pak Muh. Aku baru teringat kalau lampu itu belum pernah dicas karena memang tidak pernah mati lampu. AkhirnyaAku mmutuskan penerangan menggunakan lilin. pak Muh duduk di lantai, sementara Aku duduk di sofa, Aku berbicara ttg apa aja dg pak Muh ttg apa aja, dan jjur sangat menyenangkan, Aku lupa kalau tertawa pahaku kadang terangkat dan terbuka, lama-lama Aku suka melihatnya penasaran mengintip kewanitaanku, Aku melihat duduknya mulai gelisah.


Pak Muh jangan panggil nak, panggil Aku Lisa ya pak..iya non Lisa kata pak Muh, pak Muh, Lisa udah mau tidur, pak Muh mau tdur? tanyaku, iya non tidur aja, bapak juga mau masuk kamar, lalu kami masuk ke kamar masing². Lampu juga tidak kunjung menyala, mulai gelisah, hujan mulai turun tambah deras disertai petir menyambar, ketakutanku makin menjadi jadi, Aku berpikir lebih baik panggil pak Muh buat menjagaku. ketakutanku membuat Aku lupa menganti baju dan hanya memakai baju piyama (tentu memakai pakaian dalam) dengan tali tengah melingkari pinggulku.

Tok tok tok rok tok…Aku mengtuk pintu kamar pak Muh..ga berapa lama pak Muh membuka pintu, samar²terlihat pak Muh keluar memakai sarung, maaf pak menganggu, Aku takut dan ga bisa tdur pak…pak Muh jaga Aku ya (Aku berkata penuh harap), Pak Muh terlihat bingung, mksud non Lisa apa ya…bapak udah ngantuk mau tidur..”jawabnya, ya udahpak, kalau boleh Aku tidur diatas bapak tidur dibawah ya…jawabku sekenanya..

Pak Muh mempersilahkan Aku tiur dikasurnya dan dia tidur beralaskan tikar di lantai, Aku suka tidur menyamping, tapi Aku juga ga bisa tidur, mungkin karena suasana kamar yang sumpek berbeda dengan kamarku yang wangi dan sejuk.

Hujan semakin deras dengan petir yang menggelegar. samar²Aku merasakan ranjang tempatku tidur mulai bergerak naik turun oppo sex story2 seakan akan ada yang menaiki , ntah kenapa Aku masih bepura pura tidur, hatiku mengatakan pak Muh mulai bertingkah, salahku Aku berbisik dalam hati, sekarang sudah terlambat, mungkin dia sudah sangat nafsu dengan Aku pikirku. Aku masih coba² berpura pura tidur

Pelan-pelan piyamaku terasa itarik dibagian kaki sampai pinggul sehingga buah pantatku pasti terlihat oleh pak Muh. Aku merasakan hembusan nafasnya dipantat dan selangkanganku, ohhhh tidakkk yang Aku takutkan mulai terjadi, lidah dan kumis pak Muh menyapu vaginaku dengan lembut dan hangat, begitu lama dan lembut dia menjilat vaginaku, yg Aku heran kan Aku pake celana dalam(terakhir Aku baru tau kalau celana dalam ku diguntingnya dibagian vagina ku) lidah itu menerobos memasuki lubang vaginaku, lidahnyaterasa kasar dan besar, vaginaku mulai terasa basah, tapi Aku menyembunyikan kenikmatan ini, Aku masih bersikap seolah olah tertidur, kira-kira setngah jam kemudian Aku merasakan kejantanannya mulai digesek gesekkan ke pantatku, bagaimana dia mengawiniku kalau posisi durku menyamping begini ?”tanyaku dalam hati, jawabnya segera Aku temukan.

Pelan-pelan vaginaku ditekan rudalnya yang hangat,awalnya Aku deg-degan tapi kemdian berubah menjadi panik, Aku merasa rudalnya sangat besar, vaginaku seakan akan terbelah sangat nyeriii””Aku mengigit bibirku sendiri, rudal itu sangat keras dan berdenyut denyut, Aku khawatir vaginaku tidak dapat menampung rudalnya, rudal itu terus memasuki diriku tanpa ampun, terasa seluruh dinding vaginaku sesak oleh desakan rudalnya, terusssss…. jauh memasuki tubuhku sampai dibagian yang belum pernah dimasuki oleh suamiku, ohh tidakkkk!!!!desisku dalam hati, nikmatnya luar biasa, terus masuk sampai mentok ke rahimku,,,, panjang banget!!!!

pak Muh menghentikan tusukkannya setelah meyentuh rahimku, sambil kelamin kami menyatu dia tidur disampingku tanpa bergerak, rupanya dia ingin menikmati saat² menyatunya kelamin kami, lama Aku menunggu apa yang akan dilakukan nyalagipada kelaminku, terasa rudalnya makin mengeras dan berdenyutdenyut kencang dalam vaginaku, sementara vaginaku mulai bertambah basah, dia sengaja mempermainkanku desisku dalam hati.

kira-kira 15 menit kemudian pak Muh mulai menaik dan memasukkan rudalnya, Aku ingin merintih dan mjerit nikmat tapi tertahan krn menjaga harga diriku, Aku menikmati vaginaku dikawini dengan lembut dan mesra . Rudalnya begitu pelan oppo sex story2 dan lembut keluar masuk mengawini kelamin betinaku, ntah mengapa Aku menangis pelan, pak Muh mengetahuinya dan mengusap air mataku, semua sudah terjadi’ kata ku dalam hati…. sambil mengawini Aku dengan lembut pak Muh menciumku, Aku mulai membuka mataku menatap sayu ke mata pak Muh.

kemudian Aku menatap ke bawah melihat vaginaku yang putih sedang proses dikawini rudak pak Muh yang hitam besar, Aku takjud melihat ukurannya rudalnya, pantas vaginaku terasa sakit sekali, ukurannya sangat besar dan bengkok ke atas. Pelan² ya pak lirihku pada pak Muh, Aku mulai merubah posisi menjadi terlentang sehingga pak Muh lebih leluasa mengawiniku..Aku tidak malu²lagi, Aku mulai menjerit nikmat saat pak Muh menarik dan menusuk vaginaku dengan agak cepat. pak Muh berkata ”memek non sempit banget,putih lagi, bapak suka, memek non tebel banget” Aku tambah horny di katakan seperti itu, sejam+/- jam pak Muh mengawiniku, pakkk desisku…Lisa mau dibuahi sama pak Muh….Lisa mau hamil pak…beri Lisa anak please…

Aku kaget pak Muh dengan semangat memompa vaginaku dengan cepat dan menyemburkan spermanya , vaginaku terasa hangat…nonnn  Penis bapak tidak akan bapak cabut ampe pagi ya biar non bisa hamil…kelamin kami menyatu sampe pagi kami kemudian tertidur.

Dini hari Aku terbangun dan panik karena tau jam segini biasanya dia udah pulang, tapi bgtu akan bangun trasa ada yang menempel, Aku lihat rudal pak Muh masih dalam vaginaku, Aku coba lepas tapi malah membuat pak Muh terbangun, pak please nanti suamiku tau, rupanya grakannku yang menarik vaginaku untuk melepas rudalnya membuat rudalnya bangun, dengan cepat rudalnya mengeras, Aku terpekik saat Aku ditarik dan dipeluknya dengan kuat Aku dikawini sampe Aku terkencing kencing.

Pak Muh menyuruhku brjalan dengan pelan ke kamarku sambil mengawini diriku, pelan-pelan jalanku satu-satu langkah ke kamar tidurku, terlihat suamiku tertidur pulas, Aku disuruh mngangkat kakiku sebelah dan menaruhnya di atas meja rias sehingga Aku berdiri dalam possisi kaki mengangkang sebelah, Aku oppo sex story2 melihat suamiku tertidur pulas di depanku….kira-kira 10 menit kemudian rahimku kembali dibuahi pak Muh, Aku mengejang nikmat menikmati klimaksku…dan tertidurdi ranjangku. sedangkan pak  Muh kembali ke kamarnya.

Setelah hari itu Aku dan Pak Muh sering berhubungan intim, tentu saja ketika mas toni tidak ada di rumah. Beberapa minggu sejak pertama kali Pak Muh mengawininku, Akupun hamil dari Pak Muh. Aku merasahasiakan hubungan ini dari Mas toni agar Mas Toni kembali bersemangat dan mengira ini adalah anak dari buah sperma nya.

Senin, 24 Februari 2020

PESTA SEKS ANAK SMA (KISAH NYATA)

Oppo sex story2 - Ini ceritaku sekitar 7 tahun yang lalu di mana aku masih menduduki bangku SMP kelas. “Kita temanan saja ya, man.. .” jawab Ayu. Sebenarnya aku sudah jatuh hati dengan Ayu sejak kelas 1 SMP. Sejak kelas 1 pun aku sudah melakukan pendekatan, tetapi Ayu selalu saja menolakku dengan berbagai alasan. Katanya aku adalah teman terbaiknya, tidak lebih, kadangpun dia menjawab bahwa kami belum cukup umur untuk pacaran.

PESTA SEKS ANAK SMA (KISAH NYATA)

Memang kalau seumuran anak SMP belum saatnya pacaran, tapi aku sudah sangat suka dengan Ayu, bayangkan saja, sudah 2 tahun lebih aku menunggu cintanya. Sedangkan teman-teman lain juga pacaran, mereka juga tidak memandang usia. Aku tidak tahu apa yang ada di pikiran Ayu, apa aku bukan tipe nya atau dia memang oppo sex story2 belum siap untuk pacaran. Wajahnya yang manis, dengan tubuh yang sexy, membuat cowok-cowok di SMP swasta ternama di kota kami ini tidak berkedip mata melihatnya. Rambutnya yang panjang terurai hingga ke punggung memperlihatkan dia semakin mempesona, bagai seorang tuan putri. Banyak cowok-cowok juga yang mengejarnya, tapi Ayu selalu menolaknya. Bahkan saking kesalnya aku biasanya berkelahi dengan cowok-cowok yang mendekati Ayu. Bagaimana tidak geram, aku sudah mendekatinya sejak kelas 1, aku bahkan tidak pernah menyolek atau memegangnya, tapi cowok- cowok bajingan lain kerap menjahilinya, menggodanya, menyolek atau pura-pura tak sengaja menyenggolnya.

Aku sebenarnya termasuk anak baik-baik, tapi kalau sedang kesal, aku tidak segan-segan berkelahi dengan anak-anak nakal di sekolah kami. Aku tidak lah takut sama sekali dengan mereka, kalaupun kalah, mereka akan siap-siap babak belur oleh preman yang aku bayar. Bukan memuji diri sendiri, tapi aku masih heran dengan kemauan Ayu, karena menurut aku, dari segi penampilan, aku tidak lah jelek, teman-teman pun sering bilang aku ini cakep. Kalau masalah ekonomi, hidup keluarga kami bisa dikatakan lebih dari bercukupan, papa ku seorang boss, dia punya banyak gudang beras di mana mana. Walaupun aku kurang dekat dengan papa, aku tahu dia selalu sibuk dengan bisnisnya yang sudah sampai ke luar negeri. Mama ku juga begitu, tiap hari belanja, ke salon, arisan sama teman-temannya, hanya bisa memberikan uang sebanyak apa yang aku pinta. Sebenarnya banyak cewek-cewek yang mengejarku, tapi bagiku di hati ku cuma layak untuk seseorang yang ku cintai, yaitu Ayu.

Tiap hari tak henti aku terus mencoba meluluhkan hati Ayu. Hingga semester akhir tiba, hatiku semakin gundah, aku tidak tahu dia akan melanjutkan sekolah menengah atas di mana. Walaupun masih lama, tapi aku tidak mau jauh darinya. Akhirnya ku utus teman baik ku, Taro, bahkan sudah ku anggap seperti keluargaku, untuk mencari informasi mengenai masalah lanjut sekolah itu. Taro orangnya sangat baik, dia selalu memberi masukkan untukku, dan dia pun selalu patuh padaku. Orang tua nya sudah mengabdi lama di keluarga kami, sudah bertahun-tahun, bahkan sebelum kami di lahirkan. Ayah Taro menjadi sopir pribadi papa ku, dan ibu Taro menjadi pembantu rumah tangga di rumahku. Mungkin itu sebabnya Taro selalu menuruti apa kataku.

Dua hari setelah menugaskannya, Taro pun mendapatkan informasi. Tetapi bukan informasi yang ku pinta, melainkan informasi yang jauh lebih penting lagi. Kami bertemu di tempat biasa kami kumpul, waktu itu sekitar pukul 19.15 , cafe yang sering kami kunjungi ini kalau malamnya sangat sepi, jadi kami lebih senang berkumpul malam hari. CafĂ© sederhana yang duduknya hanya lesehan sebenarnya lebih cocok dibilang pondok. Dengan pohon-pohon rindang mengelilingi cafe ini, terasanya nyaman sekali untuk tempat bersantai. Tak heran cafe yang kami sebut markas ini, jikalau siangnya ramai sekali. Ramai dengan anak-anak sekolah yang sedang bolos sekolah. Malam itupun, kami berkumpul, seperti biasa aku selalu mengajak teman-teman baikku, Taro, Iskandar, Marwan, Budi dan Eko. Duduk di lesehan paling ujung adalah kegemaran kami. Suasana sepi, setelah berbincang-bincang lama, seperti biasa, pelayan yang lambat baru datang membawa menu pesanan. Yang lain sedang memilih menu wajar yang biasa tersedia di cafe-cafe lainnya, sedangkan Taro sudah beralih ke topic penting yang harus aku dengarkan tersebut. Taro mengeluarkan beberapa lembar foto, awalnya aku tidak mengerti maksudnya. “Ayu sudah punya pacar, man… ” Mendengar kata-katanya hati ku langsung tidak karuan. Apalagi melihat sekitar 5 foto itu, hatiku seperti tersobek-sobek, sakit sekali. Foto itu terlihat Ayu sedang berjalan dengan berpegangan tangan dengan seorang cowok, cowok yang kelihatannya lebih tua dari kami. “Saya mengikutinya hingga ke mall, itu cowoknya…”, jelas Taro sambil menunjuk ke arah foto. Namanya Alexander, seorang mahasiswa di perguruan tinggi di kota kami, melihat dan mendengar semua itu, rasanya air mata ku akan mengalir keluar. Teman-teman coba menghiburku, aku malah meneteskan air mata. Aku berusaha untuk tegar, kemudian ku rebut daftar menu dari teman-teman, dan ku sampaikan pada pelayan, “lima botol guinness…”. Taro terheran- heran, “Herman, jangan gila begitu, masih banyak cewek koq di dunia ini, jangan sampai kau rusak masa depanmu itu…” Aku memang tidak pernah mencoba dengan minuman beralkohol ini, jangankan rasanya bagaimana, bentuk botolnya gimana pun aku belum tahu, hanya ku lihat di menu dan ku sebutkan merk nya. “Ganti teh panas saja mas…”, sahut Taro mengganti menuku. Ku pandang Taro dengan tatapan kesalku, dan kemudian kusampaikan lagi ke pelayan tersebut “lima botol guinness, tambah rokok LA lima bungkus…”.

Aku mau teman-teman menemaniku untuk malam ini. Semua hanya terdiam melihat pelayan berlalu dan kembali membawakan pesananku. Ku minta Taro menjelaskan semuanya, semua informasi yang telah dikumpulkannya. Ternyata Ayu baru jadian dua hari dengan Alexander, itupun karena mereka dijodohkan, orang tua Ayu dan orang tua Alexander adalah teman baik. Malam itu aku hanya bisa mencoba tegar, dan menikmati hal-hal baru ku, belajar minum bir hitam dan merokok. Apa memang karena slogannya, setelah menghisap rokok, aku agak sedikit enjoy rasanya, atau ini pengaruh minuman beralkohol yang aku konsumsi? Teman-teman yang menemaniku pun mulai terbawa suasana, mereka ikut menghabiskan pesananku, bahkan kembali menambah minuman dan rokok.

Melihat arloji sudah menunjukkan pukul 23.23 Taro segera mengajakku untuk pulang. Tapi aku malah mengajak mereka melanjutkan pesta kami di tempat karaoke keluarga yang baru buka di sekitar kompleks perhotelan. Semua sepertinya senang menemaniku. Menyanyikan lagu-lagu putus cinta untukku. Dengan kondisi mabuk, kami berpesta karaoke hingga jam 02.30 baru pulang ke rumah. Aku sudah tak sadarkan diri lagi, Taro lah mengantarkanku pulang, katanya aku sudah teler dan langsung tidur nyenyak. Alarm hp nokia n- gage ku yang sedang trend di zaman ini berbunyi, pertanda sudah jam 06.15 pagi, sebenarnya aku sangat capek sekali, tapi aku ingin ketemu Ayu untuk memastikan semua ini. Segera aku bergegas mandi agar lebih segar. Pengaruh alkohol sudah tidak terasa, hanya agak ngantuk saja, mataku pun sedikit bengkak akibat ngembun dan menangis. “Semalam ke mana, man?”, tanya mama yang sedang sarapan di ruang makan. “Buat tugas kelompok ma, sama Taro”, jawabku walau dalam hati sedikit kesal, mama kan tidak peduli dengan aktivitasku. Mendengar aku bersama Taro, mama tidak tanya apa-apa lagi, dia seakan lebih percaya dengan Taro dibanding dengan anaknya sendiri. Ku ambil sebuah roti dan langsung bergegas ke luar dari rumah.
Seperti biasa ku hidupkan motor kawasaki ninja 150 RR ku dan menjemput Tono yang rumahnya tak jauh dari rumah kami. Walaupun belum cukup umur, tapi aku sudah mempunyai sim c bahkan sim a, ini semua karena permintaanku ke papa, mungkin papa membayar sejumlah uang agar aku bisa mempunyai sim tersebut. Memang benar, ada sedikit manipulasi yang terjadi, tahun lahir di sim ku jauh lebih tua dengan tahun lahir ku yang sebenarnya.


Sampai di sekolah, aku hanya bersikap wajar-wajar saja. Ku yang duduk di belakang selalu memandang Ayu yang duduk di bangku barisan terdepan. Aku memang merencanakan jam istirahat baru membahasnya dengan Ayu. Tak sabar aku menunggu tibanya jam istirahat, hatiku memang sakit sekali, tapi aku tak mau terlihat cengeng untuk hal ini.

Saat-saat yang ditunggu pun tiba, aku biasanya memang mengajak Ayu makan di kantin, di sana aku coba bertanya padanya. Ayu pun mengakuinya, dia menjelaskan semuanya. Mendengar bahwa informasi dari Taro adalah benar, aku lebih tidak tenang, hatiku seperti hancur lebur, ku tak mampu lagi menahan air mataku. Aku bangkit dan meninggalkan meja tempat aku dan Ayu makan, tanpa kata-kata, aku berlari ke kelas, ku ajak Taro segera bereskan tas. Menyalakan ninja 150RR ku dan segera ku bonceng Tono keluar dari sekolah kami yang tak pernah ditutup gerbangnya. Tono mengerti keadaanku, dia tidak mau protes sama sekali kami bolos untuk hari ini, dia pun mengerti. Air mata ku terus mengalir, dan aku tidak mempunyai tujuan. Akhirnya ku putuskan untuk santai saja di ‘markas’ kami. Seperti yang ku bilang sebelumnya, markas kami selalu ramai di siang hari, penuh dengan anak sekolah yang bolos, kali ini termasuk kami. Untungnya lesehan di ujung pas kosong, sedangkan lesehan lain penuh sekali. Mungkin jodoh kami memang di lesehan favorit kami ini. Kembali ku pesan seperti menu semalam, guinness dan LA, kemudian ku telpon temanku yang lain, Iskandar, Marwan, Budi dan Eko. Aku kira mereka tidak mau peduli lagi denganku, karena mereka tidak menjawab panggilanku, tapi selang beberapa menit, ku terima sms dari Marwan ‘Ad ap man? Lg pel fisika’. Membaca sms itu aku baru sadar, mereka kan lagi sekolah, dan jam sekarang memang pelajaran fisika yang gurunya dicap killer. ‘Kami lg di markas, sempat lgsung ksni’ balas ku. ‘Ok, lepas jam ini’ jawab sms Marwan.
Dalam pikiranku, aku hanya butuh penenangan diri. Lesehan di sini hanya di sekat kayu kecil tidak setinggi lutut, sangat memudahkan kami untuk memandang ke lesehan sebelah. Ku lihat di lesehan sebelah ada 3 cewek smp, dari seragam mereka kelihatan mereka dari sekolah negeri. Gaya mereka sangat centil, duduk seronok dengan ngangkang dan terlihat cd mereka di balik rok yang tersingkap. Padahal dari segi face, mereka tidak jelek, bagiku masih ada point 65 – 75, tapi gerak-gerik mereka mencerminkan mereka hanya cewek- cewek nakal. Tak lama pesanan kami pun datang, aku minta Taro segera membukanya, dan aku mngeluarkan hp ku untuk mengerjakan rencana lain. Ku telepon preman yang biasa aku bayar, aku minta mereka mengerjai Alexander, kuberitahu mereka semua tentang Alexander, dan mereka setuju. Aku hanya tinggal menunggu hasil dan membayar pekerjaan mereka. Kali ini aku tidak mau turun langsung, karna aku tak mau kejadian ini diketahui oleh Ayu.

“Mas, pinjam tokai donk…”, minta seorang cewek smp yang ada di lesehan sebelah sambil mencoba menyalakan korek gas nya yang sama sekali tidak bisa menyala. Aku pun meminjamkan korek gas ku, walaupun aku sedikit iba dengan mereka, cewek tapi merokok. Padahal aku sangatlah tahu mengenai efek negatif dari merokok dan minuman beralkohol, tapi aku sendiri masih juga melakukannya. “Thanks ya mas…”, cewek tadi mengembalikan korek gas dengan plus sedikit senyuman, cukup manis menurutku. “Gak takut bahaya rokok?”, tanyaku yang sedikit penasaran melihat mereka cewek-cewek tapi merokok. “Emang mas sendiri gimana? Hahahaha”, balasnya dengan nada centil. Mendengar itu teman-temannya yang lainpun ikut tertawa.
Mereka mungkin punya masalah sepertiku, tidak memiliki cinta, bermasalah di sekolah atau kurangnya perhatian orang tua. Kemudian kami berbincang-bincang, aku yang sedikit penasaran dengan mereka, mengajak mereka untuk bergabung bersama. Kelihatannya mereka sangat senang, dan langsung bergabung kemudian meminum bir dari botol yang ada di meja kami. Kamipun kemudian berkenalan, cewek yang tadi meminjam korek gas bernama Aninda, mungkin itu nama panggilannya saja, karena kulihat di seragamnya tercantum nama Shanty Larasati. Temannya bernama Lisa dan Widya. Mereka bertiga memang tidak begitu cantik, namun wajah mereka yang berkulit sedikit agak gelap dengan tubuh yang sintal dan rambut lurus terurai sampai ke punggung, serta senyum yang manis, mereka lebih layak dibilang kelompok si hitam manis. Kami pun melanjutkan pesta sambil berbagi cerita, ternyata mereka melarikan diri dari pelajaran IPS yang paling tidak mereka sukai.

Ku tambah lagi pesanan karena sudah habis, ternyata cewek ini juga doyan sekali minum minuman beralkohol. Beriringan dengan datangnya pesanan, ternyata Iskandar, Marwan, Budi dan Eko pun juga sudah sampai. “Kenalkan teman-temanku…”, aku memperkenalkan teman-temanku yang baru saja sampai. Kami pun melanjutkan pesta kami sambil berbagi cerita. Aninda banyak mengajarkanku untuk belajar tabah. Dia lebih banyak masalah lagi dibandingkan aku, tapi dia hanya mencoba untuk hidup enjoy. Kami diajarkan hidup yang bersenang-senang, karena dengan itu kita bisa melupakan beban kita. Suasana sangat menyenangkan, aku merasa mereka adalah kawan baik untukku.
Hari pun mulai gelap, kami pun sadar kami sudah mabuk akibat minuman berakohol ini. Aku sadar aku menciptakan penyakitku sendiri, jatuh dalam jurang di mana akan muncul berbagai penyakit akibat rokok dan minuman keras. Hanya dua hari saja aku sudah menghabiskan belasan botol bir dan belasan bungkus rokok. “Kita lanjutin pesta di rumahku saja, kebetulan rumah lagi kosong…”, ajak Aninda. Teman-teman semua sudah tidak bisa mengendalikan diri lagi, dipikiran mereka hanya ingin bersenang-senang. Kadang terpikir dibenakku, aku sangatlah berdosa, telah meracuni teman-teman baikku untuk hal yang tidak baik. Mereka semua sangat menyetujui pendapat Aninda.

Setelah menyelesaikan pembayaran, kami pun meninggalkan markas. Dalam perjalanan, kami masih singgah ke warung untuk beli bir dan rokok, serta makanan cemilan seperti kerupuk dan kacang. Aku sudah tidak peduli lagi, dua hari ini telah menghabiskan uang jutaan Rupiah, karena bagiku uang bukanlah segalanya, perasaan hepi lebih aku utamakan. Rumah Aninda tidaklah besar, tetapi tidak juga kecil, ada di ujung gang yang masih jarang penghuninya. Gangnya kecil, becek karena gang tersebut hanya ditimbun tanah basah yang susah kering, kiri kanan hanya semak belukar, bahkan pertengahan ada sawah. Tidak ada penerangan jalan, sungguh gelap, hanya diterangi cahaya lampu motor kami. Rumah Aninda diujung sekali, daerah yang sepi sekali, mungkin rumah mereka dirampok juga tidak ada warga yang tahu. Kami sudah sampai di rumahnya, kamipun duduk di ruang tamu dan segera membuka dus guinness yang aku beli tadi. Ruang tamunya terlihat luas karena tidak ada kursi, kami hanya duduk di lantai yang terbuat dari papan. Cuma dindingnya saja yang menggunakan material semen, yang lainnya masih menggunakan papan. Sebuah televisi tabung ukuran 14 inchi merek JVC dan VCD player GMC terletak di sudut ruangan.


Aku dan Aninda duduk berdekatan, dia sepertinya ada maksud denganku, kamipun kembali bercerita sambil melanjutkan pesta. Mungkin karena mabuk, Aninda cerita banyak kepadaku, dan lebih seperti curhat. Dia menceritakan segalanya dan aku hanya menjadi pendengar yang baik. Orang tua nya telah bercerai sejak dia lahir, ayahnya meninggalkan dia dan ibunya. Mereka selalu hidup susah, ibunya tiap hari banting tulang demi menghidupi dia, subuh sudah berangkat kerja dan tengah malam baru pulang kerja. Bahkan kadang-kadang tidak pulang ke rumah, seperti hari ini, ibu Aninda sudah pesan ke Aninda baru akan pulang minggu depan. Aninda sendiri tidak tahu apa kerjaan ibunya. Rumah mereka pun numpang, katanya itu dipinjamkan oleh teman ibunya yang sedang berbaik hati. Ku pandang ke dinding, ada foto Aninda dan ibunya, ibunya masih muda, mungkin sekitar umur 30an, wajahnya mirip dengan Aninda, manis sekali.
“Da, toilet di mana?”, tanyaku yang sudah sangat kebelet pipis. “Ada di ujung sebelah kiri”, jawab Aninda. Aku pun berdiri dan coba berjalan ke ujung rumah, agak sempoyongan akibat pengaruh alkohol. Tiba-tiba aku merasakan ada yang memegang tanganku, jari- jari yang lembut, ternyata itu Aninda, dia membantu menuntunku hingga ke toilet. Kepalaku sedikit pusing, aku yakin Aninda pun sudah mabuk, dia terus menggenggam tanganku padahal aku sudah masuk ke toilet. Tangan kananku dipegang erat olehnya, sehingga terpaksa aku coba menurunkan resleting celana smp ku dengan tangan kiri. Susah sekali dengan satu tangan, apalagi dengan kondisi ku yang sedang mabuk berat gini. Selanjutnya aku melihat bayang-bayang, ada tangan dari belakang tubuhku membantuku membuka resleting, bahkan melorotkan celanaku. Aku tahu itu adalah tangan Aninda, karena tangan kananku sudah lepas dari genggamnya. Aku tak peduli, seolah rasa malu ku telah hilang. Sampai Aninda memplorotkan celana dalamku, aku masih tidak merasa malu, apakah rasa maluku sudah dihilang akibat mabuk? Sampai ia memegang penisku dan mengarahkannya agar aku bisa buang air kecil.

Kami sama sekali tidak malu dengan apa yang telah terjadi. Pengaruh alkohol juga sudah membuat Aninda tidak dapat mengendalikan dirinya. Setelah menyelesaikan pipisku, Aninda malah maju menghadapku, ia berjongkok kemudian mengulum kemaluanku. Oh, sungguh nikmat sekali, ini kah surga duniawi yang belum pernah kurasakan. Layaknya gadis yang sudah berpengalaman, Aninda mengulum dan sesekali mengocok penisku dengan tangannya. Nafsu ku sudah mulai naik, dan penisku sudah sangat tegang sekali. Selang puluhan menit kemudian, penisku mengejang dan menyemprotkan sperma ke dalam mulut Aninda yang hangat. Ku lihat Aninda menelan sperma yang ku semprotkan, bahkan dia terus mengulum dan membersihkan sisa-sisa sperma yang menetes di penis aku, Aninda kelihatan sangat menikmatinya. Jujur saja, ini pengalaman pertama ku, ternyata benar-benar menyenangkan. Segera aku betulkan celanaku, kami takut teman- teman curiga.

Bergegas kami segera menuju ke ruang tamu. Tapi apa yang kami temukan? Sebuah pemandangan yang sangat mengagetkan kami. Semua teman kami sudah telanjang bulat, Lisa sedang digagahi Iskandar, Marwan dan Taro tanpa perlawanan, sedangkan Widya menjadi pemuas nafsu nya Eko dan Budi. Sungguh tragis, pemandangan yang pertama kali kulihat. Aku telah meracuni mereka untuk mabuk dan berbuat hal tak senonoh seperti itu. Melihat pesta seks tersebut, aku rasa nafsu birahi ku kembali muncul. Ku rangkul tubuh Aninda dan ku baringkan di lantai yang penuh dengan botol-botol bir dan puntung rokok. Ku cium bibirnya, Aninda pun menikmatinya, ia membalas ciumanku, kami seakan seperti pasangan suami istri. Sambil menciumi bibir dan lehernya, aku berusaha membuka semua pakaian seragam smp Aninda. Ku jelajahi leher hingga sampai ke payudara nya, ku sedot dan ku pilin dengan tangan ku. Susu nya masih kecil, seperti anak smp lainnya, dengan susu yang baru tumbuh, hanya sebesar mangkuk kecil, terlihat segar dan belum terjamah. Aku sangat terangsang dengan tubuhnya ini, ku cium dan ku sedot susu sebelah kiri nya yang ranum, dan ku pilin-pilin puting susu nya yang sebelah kanan dengan tanganku. Aku segera bangkit dan melepaskan semua seragam yang masih menempel di tubuh ku. Penisku sudah kembali mengeras. Tanpa pemanasan dulu, aku langsung melesapkan penisku ke dalam lubang vagina Aninda bagai rudal yang mengejar targetnya. Vaginanya sangat hangat, tak sabar lagi aku ingin mengobok-ngoboknya. Ku tancapkan habis penisku hingga pangkal pahaku menyentuh pangkal paha Ayu, dia pun seperti tersentak karena rudalku sudah menembus hingga mengenai target sasaran.

Ku lihat teman-temanku sudah saling bergantian posisi, 5 vs 2, mantap banget. Ku genjot terus Aninda yang sama sekali tidak melawan, bahkan dia sangat menikmati. Aninda memeluk tubuhku dan mengikuti irama permainanku. Sedangkan kulihat Lisa dan Widya, jangankan melawan, bergerak saja sudah tidak mampu, mereka kelihatan sangat kelelahan dan susah mengatur nafas. Sambil menggenjot, aku terus menciumi bibir, leher dan payudara Aninda, bahkan sekali-kali aku memberikan cupangan sebagai tanda kenangan bagi kami. Desahan Aninda yang merangsang kian membuatku mempercepat irama genjotanku. Semakin lama semakin menegang, penisku seakan akan menyemprotkan sperma lagi. Kupercepat irama, hingga tubuh Aninda bergerak maju mundur sangat cepat, dan akhirnya akupun berejakulasi. Aku tak tahu apa sperma ku masih mengalir di vagina nya, aku nya terasa lelah, ku biarkan penisku sementara menancap di vagina Ayu, aku hanya terbaring menindih tubuh Ayu. Ayu hanya memelukku dan seperti tidak ingin melepaskan ku. Tubuhku sepertinya kehabisan tenaga, sangat lelah sekali, aku pun kemudian melepaskan pelukan Aninda serta mencabut penisku, dan segera berbaring di sebelah Ayu. Kulihat Ayu pun kelelahan, ia tak mampu bergerak lagi, dan mencoba mengistirahatkan diri.

Saking capeknya aku tak sadar kalau aku telah terlelap. Dalam ketidaksadaranku itu, ku mendengar rintihan-rintihan minta tolong seorang gadis. Ku coba untuk membuka mataku, sedikit berat tapi terus ku paksakan. Ku lihat di sampingku, Aninda sedang digagahi 5 temanku. Ayu berusaha memberontak, tapi tidak mampu, ia di gerayangi 5 cowok yang sudah kesetanan. Ku lihat Ayu memandang ke arah ku, matanya terus meneteskan air mata, dan terdengar samar-samar suara rintihan Ayu, “Tolong aku, man…”, Aku tidak tahu apa maksud Aninda, bukannya dia mngajarkan kami untuk bersenang-senang, seharusnya dia menikmati keadaan ini. Temannya, Lisa dan Widya masih terkapar tak berdaya di lantai tak jauh dari kami. Kulihat tubuh kedua teman Aninda tersebut juga sangat indah, badan mereka sexy, payudara mereka pun sangat ranum. Sepertinya aku sudah cukup men-charge kembali tenaga ku, karena ku rasakan gairahku kembali lagi, ingin sekali aku juga mencicipi tubuh Lisa dan Widya.

Aku pun berusaha merangkak hingga ke dekat Lisa. Sepertinya dia tertidur, aku tidak peduli, aku langsung menciumi bibirnya, kemudian beralih ke lehernya hingga berlabuh ke payudaranya. Aninda semakin kencang menangis ketika melihat ke arahku, “Jangan man…”, rintihan Aninda memintaku menghentikan aksi ku. Baru ku sadari kalau Aninda menyukaiku, tapi nafsu ku sudah tak tertahan lagi, pikiranku hanya ingin bersenang- senang. Aku tidak mau memandang ke arah Aninda lagi, aku takut aku malah nanti merasa iba, jadi ku lanjutkan kesibukan ku yang tadi. Penisku yang sudah kembali mengeras segera ku sumbatkan ke dalam vagina Lisa, walaupun lubangnya sudah diterobos oleh ke 5 temanku, namun masih ku rasakan sempitnya memek anak smp ini. Dia lah cewek kedua yang pernah aku gagahi. Pemandangan yang kali ini 5 vs 1 lebih membangkitkan nafsu ku, 5 teman ku itu berebutan mencicipi Ayu yang sudah tak mampu melawan.

Aku terus menggenjot Lisa yang masih tak sadarkan diri akibat kecapekan dan mabuk akibat minuman keras. Setelah menggagahi Lisa, aku tidak merasakan capek, malah nafsuku ingin aku menggagahi Widya. Kugenjot terus sampai aku merasa puas. Aku pun segera bangkit dan coba ambil posisi di hadapan Widya. Ku cobloskan penisku segera ke lubang vagina Widya yang indah dan hangat. Ku peluk tubuh Widya dan terus ku genjot sampai dia pun benar-benar kesulitan mengatur nafas. Pesta ini kami teruskan hingga besok pagi. Bayangin saja, pengaruh alkohol merusak sistem otak kerja kami, pesta seks kami diadakan non stop. Yang capek bisa istirahat, dan yang lain menganti posisi dan bergiliran. Bahkan saking gila nya, Taro menusuk-nusukkan vagina cewek- cewek itu dengan botol bir yang berserakan di lantai. Kami sudah tidak sempat lagi untuk berangkat ke sekolah, kami putuskan untuk melanjutkkan pesta itu 1 hari lagi. Sejak itulah, aku menemukan hidup baru ku yang penuh dengan hepi-hepi, tiap hari minum minuman keras, merokok, dan melkukan hubungan seks. Pertemanan kami sudah jauh dari maknanya, setiap kami lagi kepengen, kami mengajak 3 cewek itu lagi, dan mereka pun mau. Hingga sekarang kejadian ini masih sering terjadi, bahkan Taro telah jauh dari batas, ia menjadi seorang yang hypersex.