Senin, 24 Februari 2020

NGENTOT DENGAN PACAR TEMAN (MONA)

Posted by Safirakuang on Februari 24, 2020 in , , , , | No comments
Oppo sex story2 - Saya mempunyai teman laki-laki di sebuah perusahaan swasta yang tugasnya adalah bertemu klien jika ada klien yang meminta penjelasan tentang tawaran yang diberikan kantor, Jumat biasanya telepon yang sunyi tetapi pada pukul 09.30 pagi ini ada telepon dari salah satu klien diberi penjelasan tentang penawaran yang kami berikan.


Sekitar jam 11.00 tiba-tiba datang seorang cewek, dia adalah Mona, kami tahu dia adalah pacarnya Alex. Kami persilahkan Mona untuk masuk dan menunggu Alex yang sedang ada dinas keluar. Mona juga bilang kalau Oppo sex story2 memang disuruh Alex untuk menunggu dikantor.

Mona waktu itu baru pulang dari kantornya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kantor kami. Kami berempat berbincang-bincang diruang tengah. Mona duduk di kursi meja kantor Alex. Mona mengenakan blazer warna abu-abu dengan rok span diatas lutut. Cantik.

Dari postur tubuhnya boleh dijamin semua laki-laki yang melihatnya pasti akan tergiur untuk mencicipinya. Mona, 22 tahun, mempunyai tinggi kurang lebih 165 cm, 47 kg dan menggunakan bra ukuran (kira-kira) 34c, dan kulitnya putih. Dengan wajah layaknya cewek kantoran.

Sekitar jam 12.25 tiba-tiba Alex telepon kantor memberi kabar kalau 2 roda belakang mobil yang dipakai mengalami kebocoran di jalan padahal posisi dia ada di tempat yang jauh dari pemukiman dan belum sampai ke tempat calon klien. Dia mencoba untuk mencari tempat tambal ban di dekat situ. Alex juga sempat bebincang dengan Mona untuk sabar menunggu.

Kami pun meneruskan perbincangan kami berempat. Dengan bercanda kami juga menggoda Mona dengan cerita-cerita mengenai hubungan dia dengan Alex. Diluar terlihat mulai mendung. Dan benar saja tidak beberapa lama kemudia turun hujan. Aku mencoba menghubungi HP Alex, dia masih mencari tempat tambal ban dan kehujanan juga. Kami teruskan pembicaraan.

“Mona, gimana “punya” Alex, gede nggak?”, tanya Indra menanyakan sesuatu yang membuat merah padam muka Mona.

“Ah…mas Indra…tanyanya kok gitu…rahasia dong”, jawab Mona malu-malu.

“Gedean mana kalo sama punya Pak Redi ….”, tanya Indra sambil menyebutkan namaku.

“Ah….mas Indra…”, jawab Mona lagi.

Pembicaraan seperti itu pun terus berlanjut. Kami semakin memojokkan Mona dengan pertanyaan-pertanyaan menjurus sex. Kami juga tahu kalau Mona sudah sering berhubungan badan dengan Alex dari cerita Alex sendiri. Dan hal itupun tidak kami tutupi dalam pertanyaan untuk memojokkan Mona.

“Eh, kalian berdua jangan “nganggurin” Mona gitu donk, kasih Mona “minum” ..!” perintahku kepada Indra dan Beni dengan perintah simbolis. Rupanya Indra dan Beni tahu apa maksudku.

“Oh iya, sori Mona, maaf Boss…..!” jawab Beni sekenanya sambil pura-pura berjalan menuju belakang ,padahal dia berjalan kearah belakang kursi Mona dan hal itu tidak disadari Mona. Diluar hujan semakin deras!

Dengan gerakan kilat Beni merangkul Mona dari belakang….

“Gini..,” kata Beni dengan mendekap erat Mona. “Kamu pikir deh Mona… umurmu baru 22 dan bodymu sexy, ngga kecewa donk kami nyobain kamu” lanjut Beni semakin erat mendekap Mona yang meronta dan terkejut mendapat perlakuan seperti itu.

“Ah … apa-apaan ini” teriak Mona , sehingga tampaklah wajahnya yang ketakutan.

Hal ini semakin membuat kami bertiga jadi horny saja.

Tiba-tiba saja Indra menarik kaki Mona.

“Diam…sebentar Mona..!” perintahku sambil mencoba melepas kancing blazer yang Mona pakai.

Lalu Mona dengan terburu buru ikut mencoba melepas rok yang dipakaiMona dan sambil bicara kepada saya, “Dah boss ditidurin aja dulu di lantai”.

Mona semakin meronta dan coba berteriak tapi dekapan tangan Beni dan Indra membungkam erat mulut Mona. Dan teriakan lenyap ditelan suara derasnya hujan.

“Sudah kamu ngga usah melawan, yang penting sekarang kamu santai aja di lantai dan ikutin permainan kami” timpalku.

“Permainan apa …..?” tanya Mona dengan ketakutan.

Tapi kami senang sekali, apalagi saya melihat Mona seperti ini. Saya jadi tambah horny….
“Ok-ok ..baik..,” kata Mona tiba-tiba, “Kalian semua sudah tahu kalau aku sering berhubungan badan dengan mas Alex….tapi jangan ceritakan kejadian ini… aku mau melayani permainan kalian…”, kata Mona membuat kami bertiga terkejut mendengarnya.

Tiba-tiba saja Mona langsung mendekati saya dan segera menciumi saya di bibir.. Otomatis saya merespon. Lidah kami saling ‘bergerilya’. Kemudian ciuman Mona berganti ke bibir Beni, hm.. enaknya pikirku. Dan berganti lagi ke bibir Indra. Aku jilati leher Mona, terus dia juga menjilati kuping Indra.

Tanpa sadar Mona mendesah, “Ahh, enak, Mas… terus..!”

“Sekarang aku buka baju kamu….! Tapi tangan kamu tetap diam…. boleh pegangan jalantol Beni atau Indra ..!” kataku.

“Aduh dingin dong..! Masa mau ML saya yang ditenjangi dulu..!” jawab Mona.

Dengan cepat aku membuka baju Mona dan langsung aku lempar. Dengan sigapnya Indra dan Beni langsung bergerilya di dada Mona. Dinaikkannya BH Mona sehingga mereka berdua bisa menggigit kedua puting Mona.


“Ahh, enak gigitannya….” Mona mendesah pelan.
Samar-samar saya melihat Mona sambil memperhatikan wajah saya dan dia tersenyum.

Sekarang tangan saya mencoba mencari buah dada Mona untuk saya remas-remas.

Beni dan Indra segera menuju bagian bawah tubuh Mona.

“Pokoknya santai saja Mona…!” kata Beni sambil menaikkan rok yang dikenakan Mona.

“Hmm.., CD model low cut dengan warna hitam nih..!” ujar Indra sambil bergumam melihat CD yang dipakai Mona.

“Kamu tahu saja kesukaan kami..!” kata Indra, “Dan kamu seksi banget dengan CD warna ini, bikin kita horny….!” kataku. Dan sekarang Mona sudah berjongkok untuk dia mulai ber-‘karaoke’.

“Oohh, enak, sedot lagi yang kuat Mona..!” kata saya sambil mendesah.

Kurang lebih 15 menit Mona telah ber-‘karaoke’ terhadap penis kami bertiga. Kemudian Mona dengan perlahan melepas sendiri seluruh baju, rok dan pakaian dalamnya.

“Sekarang…sentuh tubuh telanjangku….!” kata Mona memerintah kami bertiga.

Kesempatan ini tidak kami sia-sia kan. Langsung saja saya rebahkan Mona di lantai dan saya jilati vaginanya, dan Beni juga tidak kalah ganasnya menyedot habis kedua putting Mona sedangkan Indra melumat habis bibir Mona. .Samar-samar saya mendengar Mona mulai mendesah.

Kali ini saya gantian ke buah dada Mona, saya menjilati dulu pinggirnya secara bergantian, dari kanan ke kiri. Tetapi saya tidak menyentuh sedikit pun puting Mona.

Dan Mona kemudian bicara, “Ayo isep… puting saya..!”

“Wah ini saatnya ..!” pikir saya dalam hati.

“Kamu minta diisep puting kamu..!” jawab saya sambil tersenyum.

Saya lihat Bani dan Indra tersenyum melihat Mona terkapar pasrah.

Tidak lama setelah saya memainkan buah dada Mona, saya turun lagi ke vaginanya. Tampaklah bulu-bulu vagina Mona yang begitu halus dan dicukur rapih. Dengan sigap saya langsung menghisap vagina Mona.

“Ohh.. enakk..! Terus donk Mas..!” sahut Mona sambil mendesah.
Kalimat itu membuat saya tambah semangat, maka saya tambah liar untuk menghisap vaginanya.

“Ahh….aku mau keluar,” lirih Mona

Dan tiba-tiba saja cairan vagina Mona keluar diiringin teriakan dari Mona.

“Mas, kamu kok hebat ….mainin memekku..?” kata Mona terputus-putus.
Saya hanya tersenyum saja.

“Masukin punya mas…sekarang..!” pinta Mona.

“Nanti dulu, puting kamu aku isep lagi..!” jawab saya.

Maka dengan cepat langsung puting yang berwarna coklat muda itu saya hisap dengan kencangnya secara bergantian, kiri dan kanan.

“Ahh, enakk mas..! Kencang lagi..!” teriak Mona.

Mendengar suara cewek lagi terangsang begitu membuat saya tambah horny, apalagi penisku sudah dari tadi menunggu giliran ‘masuk’. Maka langsung saja saya memasukkan penis saya ke vagina Mona.

“Sempit banget memek Mona…!” pikir saya dalam hati.

Setelah sedikit bersusah payah, akhirnya masuk juga penis saya ke vagina Mona.

“memek kamu enak dan sempit ….” kata saya dengan napas yang mulai tidak teratur.
Dan kalimat saya dibalas dengan senyum oleh Mona yang sedang merem melek.

Begitu masuk, langsung saya goyangkan. Yang ada hanya suara Mona yang terus mendesah dan teriak.

“Terus mas… tambah cepet ..!”

Dan sekilas di samping saya tampak Beni dan Indra dengan penis mereka sudah menegang.

“Sabar …tunggu giliran kalian, sekarang aku beresi dulu memek Mona ini..!” jawab saya sambil sambil menggoyangkan Mona.

Beni dan Indra hanya menganggukan kepala.

Tidak lama kemudian Mona minta ganti posisi, kali ini dia mau di atas.

Kami pun berganti posisi.

“Ahh.., enakk.., penis mas terasa banget didalam..!” teriak Mona sambil merem melek.

5 menit kemudian Mona teriak, “Ahh.., aku keluar lagi..!” dan dia langsung jatuh ke pelukan saya.

Tetapi saya belum keluar. Akhirnya saya ganti dengan gaya dogy.

Kali ini kembali Mona menjerit, “Terus… mas..!”

Tidak lama kemudian saya merasa kalau saya sudah mau keluar.

“Mona, mau keluarin dimana..?” tanya saya.

“Di dalam saja.” jawabnya cepat.

Kemudian, “Croott.., crott..!” sperma saya keluarkan di dalam vagina Mona.


Kemudian Mona dengan cepat membersihkan penis saya, bahkan saya sampai ngilu dengan hisapannya. Tidak lama saya pun jatuh lemas di sampingnya. Saya melihat Beni dan Indra meremas penis masing-masing dan dia pun melihat Mona dengan tatapan ingin mendapat perlakuaan yang sama seperti saya.

Tiba-tiba saja Indra mencium Mona dengan ganasnya. Secara otomatis Mona membalasnya. Kemudian ciuman Indra mulai turun ke leher Mona dan dada . Mona hanya pasrah diperlakukan seperti itu. Dada Mona diremas-remas oleh Indra dan sapuan lidahnya mulai turun ke daerah bawah.

“Hmm.., vagina kamu bakal aku bikin basah lagi…..!” kata Indra dengan suara menggoda.
Kemudian tanpa diperintah Indra segera mencium dan menjilati vagina Mona dengan lahapnya seperti orang yang kelaparan.

“Ahh.. ahh.. ahh.., enak mas..!” timpal Mona.

Kemudian Beni tidak mau kalah, segera Beni raih buah dada Mona dan segera menghisapnya. Beni mulai dari putingnya yang kanan, kemudian beralih ke yang kiri, Beni juga remas-remas buah dada Mona.

“Yang kencang mas..!” kata Mona lirih.

Kurang lebih 5 menit Beni memainkan dada Mona, kemudian Beni turun ke vaginanya. Tampaklah vagina Mona yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang rapih itu sudah tampak basah.

“Memek kamu sudah basah Mona.., sudah ngga tahan yach..?” kata Beni sambil tersenyum.

Mona hanya menangguk saja tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Kemudian Beni mendekatkan mulutnya ke depan vagina Mona, dan langsung Beni hisap jilati vagina Mona.

“Teruss..! Enak…mas!” itulah suara yang terdengar dari mulut Mona.

Setelah 10 menit Beni memainkan vagina Mona, Beni melakukan gerakan lebih jauh. Dan dengan segera Beni memasukkan penisnya ke dalam vagina Mona.

“Pelan-pelan….!” kata Mona.

Beni hanya tersenyum dan segera mencium Mona, dan Mona pun membalasnya dengan penuh semangat.

Bless, seluruh penis Beni kini berada di dalam vagina Mona. Dan tanpa dikomando lagi Beni segera bergerak diikuti goyangan pinggul Mona. Mona memeluk Beni begitu eratnya dan Beni memperhatikan wajah Mona yang sedang merem melek seakan-akan tidak ingin berhenti memperoleh kenikmatan.

5 menit kemudian Mona ingin berganti posisi.

“Gantian dogy …!” pinta Mona.

Beni turuti saja kemauan Mona.

“Bless, bless.., bless..!” sedikit terdengar suara penis dan vagina yang sedang berlomba, karena vagina Mona sudah basah dan menurut Beni, Mona tidak lama lagi akan keluar.

Dan benar saja dugaan Beni, tiba-tiba saja Mona teriak, “Ah.., ahh.., ahh.., aku keluar..!”

Kemudian Mona langsung jatuh lemas dengan posisi telungkup, sementara penis Beni masih tertancap dalam vagina Mona. Beni segera menggerakkan penisnya supaya dapat juga segera keluar. Tidak lama Beni terasa ingin keluar.

“Keluarin di mana Mona..?” tanya Beni.

“Di dalam …..!” jawab Mona dengan suara yang terbata-bata.

Lalu, “Crott, crott..!” penis Beni segera mengeluarkan semburan spermanya.“Ahh..!” Beni bersuara dengan keras, “Enak….!” lanjut Beni.

Kemudian Beni langsung rebah di sebelah kanan Mona, sementara Indra tersenyum memperhatikan mereka berdua karena belum mencicipi Mona.

“Wah capek kamu Mona..?” tanya Indra.

Mona yang sudah lemas hanya dapat tersenyum.

Setelah istirahat beberapa menit, Mona melanjutkan meladeni permainan Indra.

Tanpa terasa hampir 3 jam kami menikmati tubuh Mona.Setelah selesai kira-kira setengah jam sebelum jam 4 sore Alex datang.

Kami hanya tersenyum melihat Alex mencium pipi Mona dengan sayang.

0 komentar:

Posting Komentar